Minggu, 10 April 2016

terima kasih nenek

Pagi ini rasanya memang tak seperti biasanya
Karena kondisi badan memang tak se luar biasa hari-hari sebelumnya
ternyata istirahat selama 3 hari pun tak kunjung menyembuhkan kondisi ini
dengan perasaan khawatir dan was was,.
pagi ini, aku mengunjungi dokter langganan keluarga ku
sembari aku menunggu antrian,
aku bertemu dengan sesosok nenek yang tua dan renta dengan tongkat jalan kesayangannya
beliau eks persit yang berasal dari Makassar,.
sejak menikah, beliau berjanji dengan suami tercintanya
sementara tinggal di Makassar, beliau berkata bahwa ketika nanti salah satu orang tua dari mereka
diberi umur panjang, maka akan diikutinya orang tua tersebut
dan ternyata tuhan berkehendak bahwa orang tua nenek itu di Makassar semua telah meninggal
atas komitmen dan kesepakatan dengan suami
nenek itu lantas pindah ke Surakarta untuk merawat Ibu dari suaminya,.
Setelah itu diceritakan pula tentang kehidupannya,..
Anaknya dua, satu meninggal dunia saat bertugas di Bondowoso
mereka keluarga tentara,.
Cucunya 8 yang sudah berkeluarga ada 4, lainnya masih sekolah
Kini, nenek itu hidup sebatang kara,.
Anaknya di Jogja, cucunya sudah sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, walau terkadang
ada beberapa cucu yang singgah dan tidur di rumahnya
Nenek itu juga cerita tentang kronologis sakitnya,. yang diduga jantung
selain itu beliau juga bercerita tentang mengapa kaki kirinya sulit untuk berjalan
semangatnya luar biasa,.
kelak aku tau, bahwa hidup sendiri itu pasti,. tapi aku masih punya Allah yang melindungi setiap gerak langkahku,. sama mungkin dengan nenek itu yang masih "ethes" pergi kemana mana dengan langganan becaknya,.
Dan apapun yang terjadi, penyakit apapun yang diderita , tetep harus semangat menjalani hidup