gak bisa dikiaskan
gak bisa dikonotasikan...!!
yang jelas saya lelaah,.
hati kecil itu selalu berteriak,..
ijinkaann aku tenangg..
ijinkaann akuu damaii,.
dan ijinkann akuu beristirahat,.
tanpa memikirkan hal-hal disana :(
Selasa, 29 Januari 2013
Senin, 28 Januari 2013
METODE MENGAJAR IPS / SS
BAB
V
METODE
MENGAJAR IPS / SS
A.
Strategi, Metode dan Teknik Megajar
Batasan
Strategi Mengajar dapat dikatakan sebagai keterampilan-keterampilan tertentu
yang telah dikuasai guru dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga merupakan
pola perilaku mengajar yang bertujuan membantu siswa mencapai tujuan-tujuan
pengajaran.
Metode
Mengajar adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan oleh guru yang hasilnya
adalah belajar pada siswa atau proses/prosedur yang hasilnya adalah belajar
atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif.
Mengenai
teknik hampir sama pengertiannya dengan strategi ayau metode mengajar.
B.
Memilih dan Menggunakan Metode Mengajar
Hasil
belajar adalah merupakan kerjasama antara guru dengan siswa. Namun demikian ,
metode atau teknik mengajar hanyalah salah satu komponen penting dalam
keseluruhan interaksi belajar mengajar. Yang patut disadari oleh guru bahwa
tidak ada satu pun metode mengajar yang terbaik atau cocock untuk segala
situasi.
Wesley
dan Wronski mengemukakan ciri-ciri sebuah metode yang baik :
1. Teliti,
cermat, tepat dan tulus hati, dengan melibatkan kejujuran guru dan siswa.
2. Harus
artistik, dalam arti guru benar-benar
dapat merasakan hal yang relevan
dan tidak, juga tidak sama dengan kebenaran.
3. Harus
bersifat pribadi, yaitu sesuatu yang telah mempribadi pada diri guru.
4. Menghubungkan
dirinya dengan pengalaman yang telah
dimiliki siswa.
Memilih
dan menggunakan metode mengajar adalah merupakan kiat guru berdasarkan
pengetahuan metodelogisnya serta pengalaman mengajarnya yang sebenarnya telah
menyatu dengan dirinya. Mengkombinasikan berbagai metode dan teknik mengajar
disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dan keadaan siswa serta karakteristik
materi pelajaran yang disampaikan.
C.
Berbagai Metode dan Teknik Mengajar IPS
/ SS
Teknik
dan strategi yang digunakan dalam IPS karena itu harus mempertimbangkan tujuan
program, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan kematangan siswa.
-
Jika diharapkan siswa memperoleh
informasi maka hal itu dapat dicapai melalui membaca, berdiskusi, dan pandangan
(viewing) dan cara-cara lain yang
melibatkan penyebaran informasi.
-
Jika diharapkan siswa mengembangkan
kebiasaan berpikir kritis, mencari sendiri informasi, dapat menyusun hipotesis
dan mengujinya, maka yang digunakan adalah “inquiry
teaching strategises”
-
Jika guru bertujuan agar siswanya
belajar bekerja sama,merencanakan bersama, atau mencobakan yang dipelajari maka
yang digunakan adalah “activity teaching
strategies”.
Tujuan diajarkannya IPS/SS di sekolah
adalah untuk memperlengkapi siswa dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai agar dengan itu mereka dapat mengenali dengan baik berbagai
permasalahan sosial kemasyarakatan yang ada di sekelilingnya.
1. Metode
Ceramah
Meskipun belum dibuktikan keunggulan
dalam metode ini, namun metode Ceramah digunakan secara luas termasuk dalam
IPS. Metode ini amat tepat digunakan oleh guru yang memang bertujuan mengajar,
mengungkapkan persoalan (issue), atau
membagi pengalaman pribadi atau jika guru ingin menggunakan keahliannya untuk
memperluas pengetahuan siswa melampaui sarana yang tersedia. Ceramah cenderung
membuat siswa pasif atau tidak aktif. Kesulitan dalam Metode Ceramah adalah
tetap memelihara perhatian siswa, banyaknya siswa yang sulit mengikuti tema
yang diajarkan. Metode ceramah dapat digunakan pada kelas yang besar dalam
bekas IPS. Metode ceramah biasanya divariasikan dengan teknik tanya jawab,
simulasi dan diskusi. Dengan memvariasikan metode ceramah tersebut dengan
metode mengajar lainnya diharapkan dapat mreningkatkan kemungkinan siswa untuk
berdialog, berpikir, berpartisipasi, memilih untuk tidak setuju, atau memiliki
sikap toleransi terhadap ketidaksetujuan orang lain.
2. Metode
Inkuiri, Menemukan Sendiri dan Pemecahan Masalah
Metode inkuiri berkaitan dengan dengan
hal-hal yang bersifat empirik dan lebih menekankan pada hipotesa dan pengujian
hipotesa serta kesimpulan pada guru, alasan di ataslah yang menjadikan metode
inkuiri sebagai metode utama utama dalam pengajaran IPS. Penerapan metode
tersebut dalam pengajaran IPS memberi dorongan yang kuat terhadap siswa oleh
karena siswa secara pribadi terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Salah
satu cara untuk menstimulasi inkuiri adalah menggunakan bahan yang menggusarkan
/ menantang minat siswa, bahan tersebut sebaiknya disampaikan dalam suasana
yang bersahabat, misalnya melalui permainan, atau teka-teki dalam mana siswa
dapat berpikir dan berhipotesis secara bebas.
3. Metode
Diskusi
Diskusi adalah suatu tugas yang
benar-benar memerlukan keahlian karena diskusi yang sebenarnya adalah salah
satu diantara teknik mengajar yang paling mujarab sekaligus paling sulit.
Keuntungan dengan menggunakan metode diskusi adalah siswa akan terlibat
langsung dalam proses belajar baik sebagai partisipan maupun sebagai ketua
kelompok dimana setiap siswa dimungkinkan untuk berpatisipasi khususnya dalam
kelompok kecil guna mengembangkan proses intelektulanya, serta manumbuhkan
sikap toleran dengan menyadari adanya perbedaan pandangan. Kelemahan dari
diskusi adalah walaupun telah terorganisir dengan baik belum tentu menjamin
dilaksanakan kesepakatan kelompok, atau bisa saja menjadi tanpa tujuan terutama
jika ketua kelompok tidak produktif.
4. Metode
Tanya Jawab
Teknik ini sering digunakan dalam
pengajaran IPS /SS untuk melengkapi metode Ceramah, yang digunakan untuk
berbagai tujuan. Guru menggunakan metode seperti itu untuk menjelaskan
prosedur, untuk memastikan apakah siswa memahami apa yang dilakukan, menentukan
apakah penjelasan terhadap suatu hal diperlukan atau memperoleh balikan tentang
suatu kegiatan demonstrasi atau penjelasan. Juga dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep, generalisasi atau mata pelajaran.
Pertanyaan yang baik adalah merupakan hal esensial dalam membangun kebiasaan berpikir reflektif. Jika pertanyaan
hanya bersifat menginat fakta belaka maka siswanya hanya akan berusaha untuk
tujuan itu, tidak belajar bagaimana menggunakan informasi atau bahkan tidak
bisa memprosesnya.
5. Metode
Simulasi
Strategi ini meminta siapa saja yang
terlibat dalam strategi tersebut untuk menganggap dirinya sebagai orang lain
yang tujuannya adalah untuk mempelajari bagaimana orang lain bertindak dan
merasakan. Atau bermain peran memberi kesempatan bagi siswa untuk “menjadi
orang lain” dan bukan dirinya sendiri, dan di dalam proses yang baik mungkin
akan memperoleh gagasan tentang orang lain.
a. Bermain
Peran ( Role Playing)
Bermain peran adalah berakting sesuai
dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuan-tujuan tertentu
misalnya mengungkap kembali perjuangan pahlawan, keadaan kemungkinan yang
dihadapi ketika jumlah penduduk bertambah, atau keadaan imajiner yang dapat
terjadi dimana saja dan kapan saja.
Melalui hal tersebut maka siswa akan memperoleh pengetahuan tentang
orang dan motivasi yang menandai perilakunya. Metode bermain peran memiliki
fungsi “education for citizen” dan “group counseling”.
b. Drama
Kehidupan Masyarakat (Socio Drama)
Merupakan sebuah cara memerankan
pemecahan masalah secara kelompok yang memfokuskan pada masalah-masalah tentang
hubungan manusia. Masalah itu mungkin mengenai siswa dalam bekerja sama di
sekolah, keluarga atau masyarakat. Dengan demikian Socio Drama memberi
kesempatan pada siswa untuk mempelajari alternatif-alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi oleh kelompok.
c. Simulasi
dan Bermain Simulasi
Bermain simulasi adalah teknik mengajar
di mana siswa mengasumsikan peran khusus sebagai pengambil keputusan, bertindak
seolah-olah mereka benar-benar terlibat dalam suatu situasi dan berkompetisi
untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan aturan-aturan khusus. Pengajaran
bermain cenderung mengurangi kesempatan dan kesenangan walaupun berisi
sebagian dari elemen-elemen kesempatan
dan umumnya disenangi peserta.
d. Metode
Berdebat ala Inggris (Btitish Style Debate)
Untuk melakukan strategi tersebut maka
kelas sebaiknya dibagi menjadi 2 tim (pro dan kontra), dimana setiap tim
mempunyai juru bicara utamanya masing-masing. Kemudian jelaskan kepada
masing-masing kelompok menyiapkan argumennya. Cara pelaksanaan selanjutnya
adalah :
1). Salah seorang dari setiap pihak
diberi kesempatan bicara selama 5 menit.
2). Orang kedua dari setiap pihak
menyampaikan pembicaraannya selama 3 menit
3). Anggota kelompok lain dari
masing-masing tim memberikan komentar dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan
dari peserta.
4). Salah seorang anggota dari setiap
pihak memberi kesimpulan.
e. Teknik
Pengadilan (Jury – Trial Technique)
Teknik ini menggunakan prosedur ruang pengadilan
guna mendiskusikan isu atau masalah.
MENGAJAR DAN MASALAH METODE MENGAJAR
BAB
III
MENGAJAR
DAN MASALAH METODE MENGAJAR
A.
Masalah-Masalah Dasar Metodologi
Mengajar
yang baik adalah mengajar yang bertujuan, maka guru harus mengetahui sasaran.
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Metode-metode
mempelajari siswa
2. Disiplin
dan pengawasan
3. Member
motivasi
4. Menciptakan
suasana mendukung
B.
Masalah Metode Dalam Pengajaran Studi
Sosial/IPS
Dalam
mengajar pada umumnya berbagai masalah metodologis harus diperhatikan. Secara
formal mengajar adalah membantu seseorang untuk mengubah beberapa perilaku.
Beberapa hal berkenan dengan masalah metode dalam IPS :
a. Masalah
Metode
Masalah pokok dalam metode pedagogis
adalah memilih atau membuat keputusan. Guru harus memilih tujuan pengajaran,
strategi untuk mencapai tujuan, taktik dlm melaksanakan strategi, materi dan
alat pembelajaran, serta memilih prosedur yang akan digunakan.
b. Mata
Pelajaran
Mata pelajaran yang akan diajarkan, akan
menentukan secara luas tentang strategi dan teknik yang akan digunakan. Dalam
studi IPS/SS mengajarkan dengan berbagai metode salah satunya inkuiri ( inquiry
method).
c. Teori
Berkomunikasi dan Metode Pendidikan
Teori komunikasi merupakan hal penting
dalam memilih strategi mengajar.
· Masalah komunikasi
Terkadang masalah komunikasi ini sangat
mengganggu dalam proses penyampaian materi dari guru ke siswa. Karena daya
tanggap serta reaksi masing-masing individu berbeda.
·
Penyesuaian diri dengan kemajuan IPTEK
1. Langkah-langkah
itu meliputi : tujuan, mempelajari siswa,
mengubah tujuan sesuai dg kebutuhan siswa, menetapkan strategi, motivasi,
rencana dan taktik
d. Beberapa
Prinsip Mengajar
ü Siswa
akan belajar lebih baik bila dlm kondisi siap.
ü Tiap
siswa memiliki kecepatan dan gaya tersendri dlm belajar.
ü Siswa
belajar bagaimana belajar
ü Belajar
selalu berlangsung dalam hubungannya dengan tujuan
ü Belajar
amat ditentukan dgn penguatan
ü Mempelajari
sesuatu adalah melakukan sesuatu
ü Siswa
senantiasa membereaksi yg kurang menyenangkan
ü Belajar
yang tidak memberikan sesuatu yg baru
ü Belajar
bukan penambahan tetapi penggabungan
ü Siswa
lebih senang belajar dari teman sebayanya
ü Siswa
akan terus tertantang
ü Waktu
mengingat kembali lebih efektif dengan membaca
ü Siswa
hanya mempelajari apa yang akan diujikan
ü Pendapat
dari kelompok sebaya merupakan motivasi yang kuat
ü Ketrampilan
yang di pelajari secara terpisah tidak berfungsi
e. Tujuan-tujuan
IPS/SS
Tujuan-tujuan yang ada dalam
pembelajaran IPS akan menjadi dasar dalam penentuan bahan/materi pelajaran yang
akan di ajarkan.
Tujuan-tujuan tersebut :
§ Meningkatakan
kesadaran ekonomi rakyat
§ Meningkatkan
kesejahteraan jasmani dan kesejahteraan rohani
§ Meningkatkan
efisiensi, kejujuran, dan keadilan
§ Meningkatkan
mutu lingkungan
§ Menjamin
keamanan dan keadilan bagi semua warga negara
§ Memberi
pengertian tentang hubungan internasional bagi ke pentingan bangsa Indonesia
dan perdamaian Internasional
§ Meningkatkan
saling pengertian dan kerukunan antar golongan dan daerah dalam menciptakan
kesatuan dan persatuan nasional.
§ Memelihara
keagungan sifat-sifat kemanusiaan, kesejahteraan rohanian dan tata susila yang
luhur
C.
Metode Mengajar IPS/SS
1. Pengertian
dan bagian-bagian sebuah metode mengajar
Metode dapat pula
dianggap sebagai cara untuk prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam
belajar, atau sebagai alat yang menjadikan belajar menjadi efektif. Mengajar
yang baik menuntut penggunaan metode yang tepat. Seorang guru akan
mempunyai metode yang tepat. Dan dia
akan memahaminya dengan baik metode yang digunakan sebab seperti sudah sering di dengar bahwa
tidak ada satu metode pun yang baik untuk semua mata pelajaran. Ia harus
mengetahui bukan hanya bahan/materi pelajaran akan tetapi juga masalah-masalah
siwa.
Pengertian metode dalam
pembelajaran IPS/SS amatlah rumit karena terdiri dari berbagai elemen yang
berbeda-beda dan kadang amatlah rapuh bila dihubungkan dengan analisis logis.
Walaupun demikian para
ahli pendidikan mencoba menetapkan sifat-sifat metode mengajar yang baik, harus
mengandung ketelitian/cermat dan bersungguh-sungguh. Harus didasarkan pada
ketelitian yang bersifat ilmiah. Di dalamnya termasuk pula kejujuran terhadap siswa,
guru, dan penulis.
2. Mengajarkan
Berbagai Ketrampilan dalam IPS/SS
a. Mengajar
Bagaimana Memahami
1) Bagaimana
konsep dipelajari
2) Baberapa
saran mengajarkan konsep
a) Berkaitan
denga pengalaman
b) Hindari
ketergantungan yang besar pada kegiatan verbal
c) Uraikan
pengertian resmi konsep secara jelas
d) Gunakan
cara-cara yang dapat membuat siswa mengungkapka sesuatu
e) Gunakan
teknik menemukan sendiri
f) Beri
kesempatan bagi siswa untuk membentuk konsep dan generalisasi sendiri melalui
kesimpulan induktif dan deduktif.
g) Tunjukkan
elemen pokok
h) Gunakan
apa yang disebut meramu lebih lanjut suatu masalah
i)
Membantu perkembangan berpikir berbeda
yang orisinil
j)
Tumbuhkan sikap positif terhadap onsep
sendiri
k) Tumbuhkan
keberanian pada siswa untuk menguji generalisasi yang telah ditentukan.
b. Mengajarkan
sikap, minat dan nilai
Ini lebih sulit dari
pengajaran konsep. Maka sebagai guru IPS/SS seharusnya merasa terpanggil untuk
mengajar secara efektif.
1)
Mengembangkan sikap.
Cara untuk mengembangkannya adalah meniru orang lain baik
disadari atau tidak. Selain itu juga dengan mengenali sebuah model dan berusaha
meniru model itu. Disamping itu kita dapat mengembangkan sikap yang sudah
disiapkan.
2)
Mengembangka sikap menghargai minat
Adalah bentuk khusus
dari kelompok sikap dan berkembang sebagaimana sikap-sikap lain berkembang.
3)
Mengembangkan nilai-nilai
Lebih baik dilakukan
dengan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memilih sendiri, membantu
menemukan dan menguji berbagai alternative bila dihadapka dengan pilihan,
membantu siswa untuk menimang-nimang pilihan yang ada, mendorong siswa untuk
mempertimbangkan sesuatu yang diberi dianggap bernilai dan dihargai, bantu
untuk bertindak, dan menjelaskannya pada yang lain.
c.
Mengajar bagaimana berfikir
Tujuan yang bersifat
mendasar adalah pengembangan kemampuan siswa berfikir kritis dan pemecahan
masalah dalam semua bidang .
Dalam proses berfikir,
kegistsn mental tersebut tidak kombinasi. Berfikir kritis atau refleksi
merupakan suatu proses menyusun kembali dan mengatur informasi serta
pengetahuan untuk menghasilkan suatu pengetahuan yang baru. Batasan ini lebih
menekankan pada proses bukan pada sesuatu atau kejadian. Jika anda berpedapat
berfikir adalah proses maka hal itu akan melindungi dari membuat kekeliruan
pedagogis.
1)
Berfikir konfergen versus divergen
2)
Pemecahan masalah
D. Rangkuman
Mengajar IPS/SS haruslah membantu
dan mendorong siswa untuk berfikir, karena untuk berfikir para siswa harus
dihadapkan pada masalah yang dekat lingkungan dan kebutuhannya baiknuntuk
sekarang atau masa datang. Selama ini murid dianggap kurang berfikir karena
materi kurikulum kurang menantang siswa untuk berfikir. Mengajarkan cara
berfikir generalisasi merupakan salah satu cara untuk membantu cara berfikir
mereka.
Dalam mengajar ternyata masalah
komunikasi, penyesuaian diri dengan perkembangan iptek dan pemahaman terhadap
beberapa teori dan prinsip belajar merupakan sesuatu yang harus dipahami denagn
baik dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar seorang guru.
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN IPS
BAB
II
PROSES
BELAJAR DAN MENGAJAR DI SEKOLAH
A. PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP
MENGAJAR
1.
Pengertian
Mengajar
Mengajar seperti yang
dipahami secara tradisional oleh para guru tradisional adalah suatu kegiatan
untuk mendiseminasikan informasi kepada siswa di dalam kelas. Itu secara umum
disamakan dengan memberitahu (telling). Jika diamati apa yang terjadi dalam
kelas tradisional akan ditemukan suatu situasi dimana guru menyampaikan
informasinya atau salah seorang siswa membacakan dengan keras buku pelajaran
dan lainnya mengikuti dengan diam dari buku pelajaran masing-masing. Mungkin
ini konsep yang sering digunakan guru-guru tradisional.
Tujuan utama mengajar
adalah membantu siswa untuk menjawab tantangan lingkungannya dengan cara yang
efektif
Dapat dijelaskan bahwa
definisi mengajar, antara lain:
a. Mengajar
adalah komunikasi antara dua orang atau lebih dimana antara keduanya terdapat
saling mempengaruhi melalui pemikiran-prmikiran mereka dan belajar sesuatu dari
interaksi itu.
b. Mengajar
adalah mengisi pikiran siswa dengan berbagai informasi dan pengetahuan tentang
fakta untuk kegunaan pada masa akan datang.
c. Mengajar
adalah proses dalam mana pelajar, guru, kurikulum dan variabel lainnya disusun
dengan cara yang sistematis guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
d. Mengajar
adalah mendorong lahirnya motivasi untuk belajar.
2.
Prinsip-prinsip
Mengajar
a.
Gunakan
pengalaman yang telah dimiliki
Materi guru adalah
benda hidup yang self-active. Anak sejak lahirnya telah mulai menyusun
pengalamannya dengan berinteraksi baik di rumah, teangga, dan saat ia mulai
memasuki sekolah dia telah memperoleh berbagai pengalaman yang secara bertahap
membentuk kepribadiannya.
Umumnya siswa berada di
sekolah tujuh jam dari 24 jam. Sebagian dari waktunya berada di dalam pengaruh
lingkungan luar yang memberi pengaruh sangat besar terhadap pikirannya.
Pengalaman-pengalaman yang sudah diperoleh siswa entry behavior haruslah membentuk dasar untuk mengajar. Jadi dalam
mengajar guru harus memulai dari pengalaman-pengalaman yang telah berakumulasi
dalam diri siswa sebelum memasuki sekolah. Ini juga berarti bahwa guru harus
mulai dari yang sudah diketahui kepada yang belum diketahui, oleh sebab itu ia
haruslah menghubungkan antara pengalaman-pengalaman lalu yang telah dimiliki
dengan sesuatu yang baru.
b.
Pengetahuan
dan keterampilan harus digunakan bukan saja untuk masa yang akan datang tetapi
aspek itu harus digunakan sekarang dan sebagai aspek penting.
Belajar haruslah intelejen
dan bukan mekanikal, karena itu guru harus menjadikan mengajarnya berarti.
Bahan pelajaran yang bermakna akan menimbulkan minat dan dapat bertahan untuk
waktu yang lama.
c.
Menyadari
adanya perbedaan Individual
Siswa memiliki
perbadaan besar dalam kemampuan intelektualnya, keadaan sosial ekonomi,
harapan-harapannya, perkembangan emosional, kebutuhan, minat, motivasi, dan
lain-lain.
Guru harus melayani
kebutuhan individu pelajar dalam mengajar di kelas. Mengajar konvesional telah
gagal di dalam memenuhi atau menyesuaikan mengajarnya dengan apa yang
dibutuhkan oleh siswa secara individual. Apa yang disebut dengan pendekatan
proses atau cara siswa belajar aktif atau “self learning modules” adalah
beberapa di antara pembaharuan di dalam metode belajar.
d.
Kesiapan
Kesiapan adalah suatu
situasi dimana para pelajar merasakan kebutuhan untuk bertindak atau
mempelajari sebuah perilaku baru. Guru harus merencanakan mengajarnya sesuai
dengan keadaan dan tingkat kesiapan siswanya.
e.
Tujuan-tujuan
pengajaran harus sudah dirumuskan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Hal ini agar siswa
mengetahui terlebih dahulu apa yang akan dipelajari dalam pelajaran tertentu.
Pelajaran mungkin saja dibagi ke dalam bagian-bagian kecil dan tujuan-tujuan
untuk setiap bagian-bagian kecil itu pun dirumuskan. Diharapkan hal itu dapat
mendorong siswa untuk belajar.
f.
Mengikuti
prinsip-prinsip yang bersifat psikologik, diantaranya :
1) Dimulai
dari hal-hal yang sederhana kepada yang rumit
2) Bertolak
dari hal-hal yang nyata kepada yang abstrak
3) Berangkat
dari hal-hal yang umum kepada yang khusus
4) Dimulai
dari hal-hal yang sudah diketahui kepada yang belum diketahui
5) Dimulai
dari berpikir induktif kepada deduktif atau sebaliknya
6) Mengatur
sedemikian rupa agar pemberian penguatan dapat dilakukan secara lebih sering
dan lebih segera
7) Dimulai
dari lingkungan yang paling dekat dengan anak kepada lingkungan yang lebih
luas.
B. FUNGSI-FUNGSI MENGAJAR
Salah
satu peran utama guru adalah mengajar namun tentunya ia harus melaksanakan
fungsinya sebagai pendidik. Agar dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik
maka guru diharapkan dapat melaksanakan fungsi-fungsi mengajar, sebagai berikut
:
1.
Memberitahukan
dan Menjelaskan
Guru diharapkan
memiliki informasi yang baik atau menyeluruh dalam bidang yang diajarkannya.
Diharapkan juga dapat mengkomunikasikannya dengan baik (jelas, dengan bahasa
yang mudah dan mudah ditangkap) informasi yang dijadikan latar belakang,
pengayaan, dan motivasi dalam berbagai kesempatan mengajar dalam upaya
menjelaskan berbagai hubungan kepada siswa.
2.
Berinisiatif,
Mengarahkan dan Melaksanakan
Guru harus dapat
mengambil inisiatif yang tepat, mengarahkan dan mengambil keputusan-keputusan
sehubungan dengan tugas-tugas mengajarnya. Dalam administrasi modern siswa
merupakan salah satu komponen dalam pengambilan keputusan dimana tugas guru
adalah mengambil inisiatif kegiatan dan mengatur mereka. Termasuk dalam hal ini
kemampuan guru untuk menciptakan suasana bersahabat diantara para siswa sebab
paling tidak dalam beberapa masa tertentu mereka akan belajar dan bergaul
bersama sebagai suatu kelompok.
3.
Memberi
Rasa Aman
Kebanyakan siswa amat
membutuhkan suasana bersahabat, kehangatan dan pujian. Hal itu penting, karena
banyak pula diantara para pelajar yang merasa kesepian, diasingkan, ditolak dan
kehidupan ekonomi yang rendah. Guru harus mengetahui hal-hal itu terutama
disaat mereka memerlukan perlindungan guru diharapkan dapat melakukannya.
4.
Menjelaskan
Sikap, Keyakinan dan Masalah
Dengan memperhatikan
begitu banyaknya peluncuran gagasan-gagasan baru yang tidak biasa melalui
radio, televise, film dan bahan-bahan bacaan, ditambah dengan berbagai
permasalahan sosial disekitarnya maka siswa menjadi bingung.
Guna mengungkapkan masalah
tersebut guru sebaiknya menciptakan kesempatan bagi siswa untuk menyatakan
sikap, minat dan masalah-masalah juga membicarakan cita-cita dan aspirasi
mereka dan memberikan sedikit solusinya. Menciptakan lingkungan belajar dan
belajar dari lingkungan sekitar dimana anak berada merupakan hal penting dalam
kehidupan seorang siswa.
5.
Mendiagnosa
Kesulitan-kesulitan Belajar
Dalam mengajar seorang
guru biasanya menjumpai siswa yang tidak menunjukkan kemajuan, pertumbuhan dan
perkembangan seperti yang diharapkan. Guru haruslah dapat mendiagnosa
kesulitan-kesulitan belajar siswa secara individual dan sebaiknya member saran
yang tepat untuk mengatasinya.
6.
Membuat
Materi Kurikulum
Materi kurikulum yang
ada dan disusun pada tingkat pemerintah pusat adalah adalah merupakan
“guideline” yang berisi bahan-bahan yang esensial saja yang merupakan “basic
requirements” untuk jenjang dan tingkat pendidikan tertentu. Oleh sebab itu
guru diharapkan melengkapi dan mengembangkannya.
Dalam hal itu guru
diharapkan dapat menyusun dan mengembangkannya bersama dengan para ahli
kurikulum dan ahli bidang studi setempat agar kurikulum yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan kelompok dan masyarakat setempat.
7.
Menilai,
Mencatat dan Melaporkan
Perlu melakukan
penilaian terhadap kelas sebagai keseluruahan ataupun siswa secara individual
dengan tes dan ujian berkala. Hasil yang diperoleh berupa data itu diolah
dengan pendekatan tertentu guna memperoleh informasi tentang kemajuan belajar
siswa.
Kemudian dijadikan
pertimbangan bagi pengambilan keputusan bagi setiap siswa tersebut dan kemudian
lampirannya disampaikan kepada sekolah dan orangtua kepada lembaga lain yang
memerlukannya.
8.
Memperkaya
Kegiatan-kegiatan Masyarakat
Sekolah merupakan sub-sistem masyarakat
atau disebut juga miniature masyarakat. Oleh sebab itu guru harus senantiasa
memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat yang dilayaninya. Hubungan yang
harmonis antar sekolah dengan masyarakat adalah sesuatu yang harus dipelihara
dan merupakan bagian yang esensial dari kehidupan sekolah. Upaya yang terus
menerus harus dilakukan dalam memperkaya fungsi mengajar kehidupan masyarakat.
9.
Mengatur
dan Mengorganisasikan Ruang Kelas
Memang disadari bahwa
bentuk dan susunan formal kelas telah ditentukan oleh pemerintah namun masih
banyak kesempatan yang diberikan kepada guru untuk dapat mengatur kelas
sedemikian rupa sehingga memberikan suasana yang mendukung bagi terciptanya
suasana belajar di kelas.
10. Berpartisipasi dalam Kegiatan
Sekolah dan Kehidupan Profesional
Selain berperan serta
dalam kegiatan-kegiatan sekolah dari segi tugas profesionalnya, guru un
dituntut untuk berpartisipasi dalam kehidupan professional bahkan ia dituntut
untuk secara bersama-sama memberikan sumbangannya terhadap peningkatan profesi
tersebut. Selain sebagai cirri profesionalitasnya ia dituntut mengikuti
berbagai seminar, lokakarya atau sejenisnya untuk senantiasa tetap semasa
bidang yang diajarkannya.
C. HUBUNGAN GURU SISWA DI KELAS DAN TINGKAT-TINGKAT
MENGAJAR-BELAJAR
1. Hubungan
Guru-Siswa Di Kelas
a. Guru
Otoriter
Guru memusatkan
keseluruhan kekuasaan pada dirinya dan secara ketat mengendalikan
tindakan-tindakan siswanya. Pengajaran sama sekali dibawah kendali guru yang
dikenal dengan “teacher centered” atau “method of authority”. Segala sesuatu
untuk kelas direncanakan dan dibuat oleh guru sendiri, dan sebagai akibat,
siswa adalah pelaksana “setia” dari apa yang diperintahkan guru. Para siswa
adalah pendengar pasif informasi yang disampaikan guru di kelas.
Bentuk hubungan seperti
ini tidak member ruang untuk berdiskusi secara bebas atau mengemukakan pendapat
secara bebas bagi siswa.
b. Guru
Demokratis
Ciri :
1) Persahabatan
dan suasana percaya diri
2) Saling
menghargai dan bekerjasama
3) Hasil
guna yang tinggi dan kebiasaan bekerja sendiri/mandiri
4) Berinisiatif
dalam bekerja secara efektif tanpa hadirnya pimpinan sekalipun.
2. Tingkat-tingkat
Mengajar-Belajar
a. Tingkat
Autonomus
Guru harus mampu
meningkatkan kemampuan intuitif siswa dari dirinya sendiri dengan menciptakan
lingkungan yang cocok dan menunjang sehingga siswa dapat mewujudkan tiga
kesadaran dasar manusia yaitu :
1) Agen
pemilih
2) Agen
bebas
3) Agen
yang bertanggung jawab
Dimana tugas guru
adalah membangunkan kesadaran, kebebasan dan tanggung jawab tersebut namun
tidak dengan mengorbankan kebebasan pribadi siswa. Pengajaran ini berpusat pada
siswa.
b. Tingkat
Mengingat
Adalah mengahdapi
informasi yang sesungguhnya. Guru member fakta dan bahan-bahan faktual lainnya
dan siswa mengingat tanpa memahaminya, atau disebut juga verbalisme.
3. Tingkat
Pemahaman
Adalah dua kata yang mengandung
pengertian-pengertian yang berbeda misalnya merasa (perceive) dan bukannya
menangkap makna gagasan (grasp) atau memahami (comprehend) secara menyeluruh
tentang sifat atau hakekat sesuatu dan lain-lain.
Langganan:
Postingan (Atom)