BAB
II
PROSES
BELAJAR DAN MENGAJAR DI SEKOLAH
A. PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP
MENGAJAR
1.
Pengertian
Mengajar
Mengajar seperti yang
dipahami secara tradisional oleh para guru tradisional adalah suatu kegiatan
untuk mendiseminasikan informasi kepada siswa di dalam kelas. Itu secara umum
disamakan dengan memberitahu (telling). Jika diamati apa yang terjadi dalam
kelas tradisional akan ditemukan suatu situasi dimana guru menyampaikan
informasinya atau salah seorang siswa membacakan dengan keras buku pelajaran
dan lainnya mengikuti dengan diam dari buku pelajaran masing-masing. Mungkin
ini konsep yang sering digunakan guru-guru tradisional.
Tujuan utama mengajar
adalah membantu siswa untuk menjawab tantangan lingkungannya dengan cara yang
efektif
Dapat dijelaskan bahwa
definisi mengajar, antara lain:
a. Mengajar
adalah komunikasi antara dua orang atau lebih dimana antara keduanya terdapat
saling mempengaruhi melalui pemikiran-prmikiran mereka dan belajar sesuatu dari
interaksi itu.
b. Mengajar
adalah mengisi pikiran siswa dengan berbagai informasi dan pengetahuan tentang
fakta untuk kegunaan pada masa akan datang.
c. Mengajar
adalah proses dalam mana pelajar, guru, kurikulum dan variabel lainnya disusun
dengan cara yang sistematis guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
d. Mengajar
adalah mendorong lahirnya motivasi untuk belajar.
2.
Prinsip-prinsip
Mengajar
a.
Gunakan
pengalaman yang telah dimiliki
Materi guru adalah
benda hidup yang self-active. Anak sejak lahirnya telah mulai menyusun
pengalamannya dengan berinteraksi baik di rumah, teangga, dan saat ia mulai
memasuki sekolah dia telah memperoleh berbagai pengalaman yang secara bertahap
membentuk kepribadiannya.
Umumnya siswa berada di
sekolah tujuh jam dari 24 jam. Sebagian dari waktunya berada di dalam pengaruh
lingkungan luar yang memberi pengaruh sangat besar terhadap pikirannya.
Pengalaman-pengalaman yang sudah diperoleh siswa entry behavior haruslah membentuk dasar untuk mengajar. Jadi dalam
mengajar guru harus memulai dari pengalaman-pengalaman yang telah berakumulasi
dalam diri siswa sebelum memasuki sekolah. Ini juga berarti bahwa guru harus
mulai dari yang sudah diketahui kepada yang belum diketahui, oleh sebab itu ia
haruslah menghubungkan antara pengalaman-pengalaman lalu yang telah dimiliki
dengan sesuatu yang baru.
b.
Pengetahuan
dan keterampilan harus digunakan bukan saja untuk masa yang akan datang tetapi
aspek itu harus digunakan sekarang dan sebagai aspek penting.
Belajar haruslah intelejen
dan bukan mekanikal, karena itu guru harus menjadikan mengajarnya berarti.
Bahan pelajaran yang bermakna akan menimbulkan minat dan dapat bertahan untuk
waktu yang lama.
c.
Menyadari
adanya perbedaan Individual
Siswa memiliki
perbadaan besar dalam kemampuan intelektualnya, keadaan sosial ekonomi,
harapan-harapannya, perkembangan emosional, kebutuhan, minat, motivasi, dan
lain-lain.
Guru harus melayani
kebutuhan individu pelajar dalam mengajar di kelas. Mengajar konvesional telah
gagal di dalam memenuhi atau menyesuaikan mengajarnya dengan apa yang
dibutuhkan oleh siswa secara individual. Apa yang disebut dengan pendekatan
proses atau cara siswa belajar aktif atau “self learning modules” adalah
beberapa di antara pembaharuan di dalam metode belajar.
d.
Kesiapan
Kesiapan adalah suatu
situasi dimana para pelajar merasakan kebutuhan untuk bertindak atau
mempelajari sebuah perilaku baru. Guru harus merencanakan mengajarnya sesuai
dengan keadaan dan tingkat kesiapan siswanya.
e.
Tujuan-tujuan
pengajaran harus sudah dirumuskan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Hal ini agar siswa
mengetahui terlebih dahulu apa yang akan dipelajari dalam pelajaran tertentu.
Pelajaran mungkin saja dibagi ke dalam bagian-bagian kecil dan tujuan-tujuan
untuk setiap bagian-bagian kecil itu pun dirumuskan. Diharapkan hal itu dapat
mendorong siswa untuk belajar.
f.
Mengikuti
prinsip-prinsip yang bersifat psikologik, diantaranya :
1) Dimulai
dari hal-hal yang sederhana kepada yang rumit
2) Bertolak
dari hal-hal yang nyata kepada yang abstrak
3) Berangkat
dari hal-hal yang umum kepada yang khusus
4) Dimulai
dari hal-hal yang sudah diketahui kepada yang belum diketahui
5) Dimulai
dari berpikir induktif kepada deduktif atau sebaliknya
6) Mengatur
sedemikian rupa agar pemberian penguatan dapat dilakukan secara lebih sering
dan lebih segera
7) Dimulai
dari lingkungan yang paling dekat dengan anak kepada lingkungan yang lebih
luas.
B. FUNGSI-FUNGSI MENGAJAR
Salah
satu peran utama guru adalah mengajar namun tentunya ia harus melaksanakan
fungsinya sebagai pendidik. Agar dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik
maka guru diharapkan dapat melaksanakan fungsi-fungsi mengajar, sebagai berikut
:
1.
Memberitahukan
dan Menjelaskan
Guru diharapkan
memiliki informasi yang baik atau menyeluruh dalam bidang yang diajarkannya.
Diharapkan juga dapat mengkomunikasikannya dengan baik (jelas, dengan bahasa
yang mudah dan mudah ditangkap) informasi yang dijadikan latar belakang,
pengayaan, dan motivasi dalam berbagai kesempatan mengajar dalam upaya
menjelaskan berbagai hubungan kepada siswa.
2.
Berinisiatif,
Mengarahkan dan Melaksanakan
Guru harus dapat
mengambil inisiatif yang tepat, mengarahkan dan mengambil keputusan-keputusan
sehubungan dengan tugas-tugas mengajarnya. Dalam administrasi modern siswa
merupakan salah satu komponen dalam pengambilan keputusan dimana tugas guru
adalah mengambil inisiatif kegiatan dan mengatur mereka. Termasuk dalam hal ini
kemampuan guru untuk menciptakan suasana bersahabat diantara para siswa sebab
paling tidak dalam beberapa masa tertentu mereka akan belajar dan bergaul
bersama sebagai suatu kelompok.
3.
Memberi
Rasa Aman
Kebanyakan siswa amat
membutuhkan suasana bersahabat, kehangatan dan pujian. Hal itu penting, karena
banyak pula diantara para pelajar yang merasa kesepian, diasingkan, ditolak dan
kehidupan ekonomi yang rendah. Guru harus mengetahui hal-hal itu terutama
disaat mereka memerlukan perlindungan guru diharapkan dapat melakukannya.
4.
Menjelaskan
Sikap, Keyakinan dan Masalah
Dengan memperhatikan
begitu banyaknya peluncuran gagasan-gagasan baru yang tidak biasa melalui
radio, televise, film dan bahan-bahan bacaan, ditambah dengan berbagai
permasalahan sosial disekitarnya maka siswa menjadi bingung.
Guna mengungkapkan masalah
tersebut guru sebaiknya menciptakan kesempatan bagi siswa untuk menyatakan
sikap, minat dan masalah-masalah juga membicarakan cita-cita dan aspirasi
mereka dan memberikan sedikit solusinya. Menciptakan lingkungan belajar dan
belajar dari lingkungan sekitar dimana anak berada merupakan hal penting dalam
kehidupan seorang siswa.
5.
Mendiagnosa
Kesulitan-kesulitan Belajar
Dalam mengajar seorang
guru biasanya menjumpai siswa yang tidak menunjukkan kemajuan, pertumbuhan dan
perkembangan seperti yang diharapkan. Guru haruslah dapat mendiagnosa
kesulitan-kesulitan belajar siswa secara individual dan sebaiknya member saran
yang tepat untuk mengatasinya.
6.
Membuat
Materi Kurikulum
Materi kurikulum yang
ada dan disusun pada tingkat pemerintah pusat adalah adalah merupakan
“guideline” yang berisi bahan-bahan yang esensial saja yang merupakan “basic
requirements” untuk jenjang dan tingkat pendidikan tertentu. Oleh sebab itu
guru diharapkan melengkapi dan mengembangkannya.
Dalam hal itu guru
diharapkan dapat menyusun dan mengembangkannya bersama dengan para ahli
kurikulum dan ahli bidang studi setempat agar kurikulum yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan kelompok dan masyarakat setempat.
7.
Menilai,
Mencatat dan Melaporkan
Perlu melakukan
penilaian terhadap kelas sebagai keseluruahan ataupun siswa secara individual
dengan tes dan ujian berkala. Hasil yang diperoleh berupa data itu diolah
dengan pendekatan tertentu guna memperoleh informasi tentang kemajuan belajar
siswa.
Kemudian dijadikan
pertimbangan bagi pengambilan keputusan bagi setiap siswa tersebut dan kemudian
lampirannya disampaikan kepada sekolah dan orangtua kepada lembaga lain yang
memerlukannya.
8.
Memperkaya
Kegiatan-kegiatan Masyarakat
Sekolah merupakan sub-sistem masyarakat
atau disebut juga miniature masyarakat. Oleh sebab itu guru harus senantiasa
memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat yang dilayaninya. Hubungan yang
harmonis antar sekolah dengan masyarakat adalah sesuatu yang harus dipelihara
dan merupakan bagian yang esensial dari kehidupan sekolah. Upaya yang terus
menerus harus dilakukan dalam memperkaya fungsi mengajar kehidupan masyarakat.
9.
Mengatur
dan Mengorganisasikan Ruang Kelas
Memang disadari bahwa
bentuk dan susunan formal kelas telah ditentukan oleh pemerintah namun masih
banyak kesempatan yang diberikan kepada guru untuk dapat mengatur kelas
sedemikian rupa sehingga memberikan suasana yang mendukung bagi terciptanya
suasana belajar di kelas.
10. Berpartisipasi dalam Kegiatan
Sekolah dan Kehidupan Profesional
Selain berperan serta
dalam kegiatan-kegiatan sekolah dari segi tugas profesionalnya, guru un
dituntut untuk berpartisipasi dalam kehidupan professional bahkan ia dituntut
untuk secara bersama-sama memberikan sumbangannya terhadap peningkatan profesi
tersebut. Selain sebagai cirri profesionalitasnya ia dituntut mengikuti
berbagai seminar, lokakarya atau sejenisnya untuk senantiasa tetap semasa
bidang yang diajarkannya.
C. HUBUNGAN GURU SISWA DI KELAS DAN TINGKAT-TINGKAT
MENGAJAR-BELAJAR
1. Hubungan
Guru-Siswa Di Kelas
a. Guru
Otoriter
Guru memusatkan
keseluruhan kekuasaan pada dirinya dan secara ketat mengendalikan
tindakan-tindakan siswanya. Pengajaran sama sekali dibawah kendali guru yang
dikenal dengan “teacher centered” atau “method of authority”. Segala sesuatu
untuk kelas direncanakan dan dibuat oleh guru sendiri, dan sebagai akibat,
siswa adalah pelaksana “setia” dari apa yang diperintahkan guru. Para siswa
adalah pendengar pasif informasi yang disampaikan guru di kelas.
Bentuk hubungan seperti
ini tidak member ruang untuk berdiskusi secara bebas atau mengemukakan pendapat
secara bebas bagi siswa.
b. Guru
Demokratis
Ciri :
1) Persahabatan
dan suasana percaya diri
2) Saling
menghargai dan bekerjasama
3) Hasil
guna yang tinggi dan kebiasaan bekerja sendiri/mandiri
4) Berinisiatif
dalam bekerja secara efektif tanpa hadirnya pimpinan sekalipun.
2. Tingkat-tingkat
Mengajar-Belajar
a. Tingkat
Autonomus
Guru harus mampu
meningkatkan kemampuan intuitif siswa dari dirinya sendiri dengan menciptakan
lingkungan yang cocok dan menunjang sehingga siswa dapat mewujudkan tiga
kesadaran dasar manusia yaitu :
1) Agen
pemilih
2) Agen
bebas
3) Agen
yang bertanggung jawab
Dimana tugas guru
adalah membangunkan kesadaran, kebebasan dan tanggung jawab tersebut namun
tidak dengan mengorbankan kebebasan pribadi siswa. Pengajaran ini berpusat pada
siswa.
b. Tingkat
Mengingat
Adalah mengahdapi
informasi yang sesungguhnya. Guru member fakta dan bahan-bahan faktual lainnya
dan siswa mengingat tanpa memahaminya, atau disebut juga verbalisme.
3. Tingkat
Pemahaman
Adalah dua kata yang mengandung
pengertian-pengertian yang berbeda misalnya merasa (perceive) dan bukannya
menangkap makna gagasan (grasp) atau memahami (comprehend) secara menyeluruh
tentang sifat atau hakekat sesuatu dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar