Pada dasarnya belajar stenografi adalah untuk menulis atau menangkap
pembicaraan/pidato/suara yang kita dengar dari sumber suara. Sumber
suara ini dapat kita dengar dari seseorang, radio, televisi, tape
recorder dan lain sebagainya.
Selain mengetik, pelajaran lain yang sering kali dianggap remeh adalah
stenografi.
Pelajaran mengetik dan stenografi memiliki satu kesamaan, yaitu
sama-sama mengajarkan teknik ‘menulis’ cepat. Bedanya, mengetik
menggunakan tuts/keyobard/mesin tik, sedangkan stenografi melalui
tulisan tangan.
Kemiripan yang lain: kedua ketrampilan ini membutuhkan kesabaran dan
ketekunan yang tinggi. Jika tidak sabar dan tekun, susah sekali untuk
menjadi mahir, apalagi sekadar bisa…
Lantas, apa saja manfaat stenografi? Apakah ketrampilan tersebut
masih relevan dan dibutuhkan di ‘jaman Blackberry’ seperti sekarang ini?
Manfaat stenografi banyak sekali. Misalnya, ketrampilan ini bisa
dipakai oleh wartawan saat mencatat berita atau mewawancarai narasumber.
Dengan ketrampilan menulis cepat, ia bisa memperoleh bahan berita
dengan lebih cepat. Memang sih, ada voice recorder, tape recorder,
handphone, bahkan Blackberry yang bisa digunakan secara praktis dan
mudah. Tapi menurut hemat saya, ketrampilan stenografi tetap unik,
bermanfaat, dan menarik untuk dipelajari.
Bayangkan saja, seandainya suatu saat aneka macam
gadget yang selama ini menguntit kita ke mana-mana, tiba-tiba hilang, lupa dibawa, atau
dilarang dibawa/digunakan karena alasan tertentu. Lantas, apa yang bisa
kita lakukan? Bagaimana mencatat berita? Menulis, tentu saja. Tapi
menulis saja tidak cukup. Perlu menulis dengan cepat. Dan soal ini,
tidak semua orang bisa, kecuali mereka yang benar-benar mahir
stenografi.
Selain wartawan, stenografi juga bermanfaat untuk sekretaris,
mahasiswa, dan profesi lain yang membutuhkan ketrampilan menulis dengan
cepat. Sekretaris bisa mencatat agenda rapat dengan cepat. Mahasiswa
bisa mencatat ceramah atau bahan kuliah yang disampaikan dosennya dengan
mudah dan cepat, tanpa khawatir tertinggal satu kata pun. Singkat kata,
semua bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Uniknya, isi stenograf
(tulisan stenografi)
99.9% akan sama persis
dengan kalimat yang diucapkan oleh dosen/nara sumber. Uniknya lagi,
hanya orang-orang yang mengerti stenografi yang bisa membaca dan
memahami catatan dalam bentuk stenograf tersebut. Hmm, keren kan?
keterangan lebih lanjut,..buka link http://budosenku.wordpress.com/2012/02/20/mengenal-stenografi/#more-92 :)