Jumat, 21 September 2012

kegagalan sebagai cambuk

Aku akan melanjutkan tulisanku tentang cita-cita yang belum berhenti tepat pada sasaran. Kala itu aku duduk di bangku SMA, mungkin orang tak mengira jika aku pernah hampir tidak naik kelas (kala itu). Aku sungguh down ketika ditegur oleh guru bimbingan konseling-ku,..Aku tak mau hidup dalam keterpurukan, kala itu memang kondisi saya sedang tak menentu, mama sedang merasakan sakit yang begitu parah. Akupun tak menyalahkan keadaan yang ada karena dengan semua ini aku bisa bangkit…
Kelas sepuluh dan kelas sebelas memanglah berbeda. Di kelas sebelas sedikit demi sedikit aku bisa mengikuti berbagai macam pelajaran walaupun memang guru-guru SMA saya sering meremehkan jurusan saya. Tetapi di kelas inilah aku mulai perlahan bangkit.
Menginjak cerita kehidupan saya ketika kelas duabelas, saya kembali down seperti kehilangan arah, aku ditinggal pergi mama untuk selamanya, mamaku pulang ke surga,.
Dengan keadaan yang seperti itu aku harus menyiapkan bekal untuk masa depanku, aku harus memilih jurusan untuk mendaftar ke perguruan tinggi.
Hati dan segenap kemampuanku ingin berkecimpung di dunia seni dan komunikasi. Aku mencoba berdiskusi dengan papa tentang apa yang seharusnya aku pilih, papa sama sekali tak setuju dengan apa yang aku inginkan
Dan aku putuskan untuk mengikuti apa yang direstui oleh papa, awal aku mendaftar perguruan tinggi, aku mengambil fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dan ternyata aku pun belum tersaring.
Ku coba untuk pahami segala yang menjadi suratan takdir bagiku. Hingga papa berkata tentang kekecewaan almh mama pada ku kala itu. Ditambah pengumuman SNMPTN pun aku belum berkesempatan diterima, aku menangis dan ini merupakan guncangan yang kesekian kalinya. Aku kecewa tapi kala itu pun tak dapat berbuat apa-apa
Banyak sekali nasehat papa dengan selipan selipan kekecewaan yang ada, jujur saya sangat malu. Aku semakin terpukul  dan hingga saat ini merupakan suatu pelajaran hidup yang benar-benar berharga. Aku selalu tampak murung, aku ikuti apa yang papa inginkan dan aku bersekolah di STAIN, aku senang mempunyai teman-teman yang luar biasa menyayangiku tetapi disini aku tak begitu suka jurusan yang aku pilih hingga aku mencari kenyamanan di UKM Musik disana..
Aku coba ubah pemikiranku bahwa aku harus membanggakan papa lewat jalan apapun. Aku tau papa malu jika aku tak manjadi orang yang berhasil.
Satu tahun berlalu aku mencoba untuk mendaftar di PT di kota ku. Dan Alhamdulillah keduanya diterima, aku tetap saja bingung memilih dan aku putuskan untuk menimba ilmu di PT negeri. Jujur jurusan yang aku pilih ini dulu merupakan jurusan yang paling aku benci dan aku hindari tetapi satu semester berlalu aku bersyukur bisa mendapatkan index prestasi yang memuaskan. Aku terus tekuni apa yang telah menjadi garis hidupku hingga aku semester empat. Tapi aku sempat membuat papa kecewa lagi. Tapi ada satu hal yang membuat papa bangga, Disini di BKK ini aku akan mencoba untuk terus berprestasi dan aku coba telaah bahwa mahasiswa sukses adalah mahasiswa yang mampu berorganisasi dan menciptakan karya-karya baru.
Disini saat ini aku mulai menggagas berbagai ide yang nantinya akan aku tuliskan untuk kehidupan ini, untuk bangsa ini agar aku sebagai seorang generasi muda dapat bermanfaat bagi bangsa ini.
Seorang bisa dikatakan sukses apabila menjadi seorang pendidik sedangkan banyak orang-orang yang membutuhkan pendidikan. Itu kata Bapak Rohmadi saat mengisi kegiatan motivasi dalam Makrab PAP 2012.
                Sekarang semua ini telah menajdi motivator hidup saya bahwa :
Tenang saja mama, aku memang tidak berkecimpung di dunia kedokteran seperti yang mama inginkan tapi aku tetap akan menjadi DOKTER untuk suami dan anak-anakku kelak sama seperti mama dulu.
Dan aku memang tidak belajar di bidang arsitektur seperti yang aku inginkan, tetapi aku tetap akan menjadi seorang ARSITEK bersama suamiku untuk merancang bangunan rumah ku kelak
Aku pun memang tak berkesempatan untuk belajar di bagian desain tetapi aku tetap menjadi DESAIN INTERIOR rumahku kelak dan
Aku sedang belajar di bidang KOMUNIKASI agar aku dapat menjadi komunikator yang baik untuk siapapun. Akupun sedang belajar bagaimana untuk menjadi SEKRETARIS bagi pekerjaan suamiku kelak.
Yah aku rasa semua cita-cita ku akan terwujud, aku pun bisa jadi tenaga pendidik (GURU) untuk anak-anak ku san bahkan murid-muridku kelak.
Semangat menggapai cita-cita,…!!!!!!! :D
Sabtu, 25 Februari 2012
07.30 p.m

Tidak ada komentar: