aku memang bukan seorang yang mengerti tentang politik, aku memang tak faham betul tentang pemerintahan, tapi aku hanya mempunyai harapan untuk rakyat di negeri ku,.
andai saja wakil rakyatku menyisihkan sebagian nikmatnya sebagian harta nya untuk saudara saudari ku yang masih kekurangan, andai saja mereka memikirkan sedikit tentang nasib saudara saudari ku yang masih kekurangan
aku bukan seorang mahasiswa pendemo yang sering kali kontra dengan pemerintah,
Sabtu, 22 Februari 2014
Sabtu, 15 Februari 2014
freedom PPL
ini ceritanya lagi pada seneng banget soalnya acara di sekolah tempat praktek ngajar lagi dipakai buat Pentas Seni muridmurid tercinta,.. dan kita pun adakan Pentas Seni indoor di Happy Puppy Solo Square. Amaziinggg ....

Jumat, 14 Februari 2014
TUGAS Adm Pembangunan
PENGORGANISASIAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
YANG
MULTIDIMENSIONAL
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
kelompok Mata Kuliah
Administrasi Pembangunan semester 6 pada BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran Program
Studi Pendidikan Ekonomi
Angakatan 2010 / 2011
Dosen Pengampu
Jumiyanto Widodo, S.Sos, M.Si
Disusun Oleh :
1.
Angga
Sukma Gilang K7410015
2.
Dilla
Octavianingrum K7410051
3.
Erwin
Nugroho K7410070
4.
Kristina
S. Sandy K7410104
5.
Sarwinda
Janu N. K7410171
6.
Septian
Nico Pradhana K7410174
7.
Wahyu
Nugraheni K7410190
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
PENGORGANISASIAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
YANG MULTIDIMENSIONAL
A.
PENGERTIAN
1. Pengorganisasian
Istilah
Organizing berasal dari perkataan “organism” yang mempunyai arti menciptakan
suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sehingga mempunyai
hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Adapun beberapa
definisi dari pengorganisasian yang diungkapkan oleh para ahli manajemen yang
antara lain :
a) Menurut
Gorge R Terry, pengorganisasian sebagai kegiatan mengalokasian seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan antar kelompok kerja dan menetapkan wewenang
tertentu serta tanggung jawab masing-masing
yang bertanggung jawab atas setiap komponen dan menyediakan lingkungan
kerja yang sesuai dan tepat.
b) Menurut
Siagian berpendapat bahwa pengorganisasian merupakan keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang , alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenag
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan .
Dari
pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian adalah suatu
kegiatan untuk mengelompokkan orang-orang dengan tugas dan fungsi masing-masing
yang kesemuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Sedangkan
dalam konteks administrasi pembangunan, organisasi administrasi pemerintahan
adalah alat-alat birokrasi untuk mencapai tujuan-tujuan nasional dan
tujuan-tujuan pemerintahan.
2. Pembangunan
Pembangunan biasanya didefinisikan
sebagai “rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana
dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation building).
Terdapat tujuh ide pokok, yaitu:
a. Pembangunan merupakan suatu proses,
yaitu rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari
tahap-tahapyang satu pihak bersifat independen dan yang lain bersifat tiada
akhir.
- Pembangunan merupakan upaya secara sadar ditetapkan sebagai sesuatu untuk dilaksanakan
- Pembangunan dilakukan secara terencana, baik dalam arti jangka panjang, jangka sedang, dan jangka pendek
- Rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan perubahan
- Pertumbuhan mengarah pada modernitas, yaitu cara hidup yang lebih baru dan lebih baik daripada sebelumnya.
- Modernitas yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan pembangunan tiap definisi diatas bersifat multidimensional, yaitu mencakup segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Semuanya ditujukan kepada usaha pembinaan bangsa sehingga negara yang bersangkutan semakin kukuh fondasinya dan semakin mantap keberadaannya agar sejajar dengan bangsa lain karena mampu menciptakan situasi yang seimbang dengan bangsa lain tersebut.
3. Pembangunan Nasional
Suatu sistem pembanguan nasional
berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan, sehingga suatu sistem
pembangunan nasional berkaitan erat dengan kebijakan yang ditempuh dan strategi
yang dipilih. Tujuan pembangunan nasional setiap negara berbeda satu sama lain.
Indonesia, menurut GBHN RI, 1988:43, menyatakan bahwa Pembangunan nasional
Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata materil dan spiritual berdasarkan pancasila di dalam wadah NKRI yang
merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang sama, tenteram, tertib, dan dinamis, serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.
Hakikat pembangunan nasional
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan nasional
adalah sebagai berikut :
1)
Ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam
seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan
sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini dan jangka
panjang, unsur manusia, unsur sosial budaya, dan unsur lainnya harus mendapat
perhatian yang seimbang.
2)
Pembangunan adalah merata untuk
seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air.
3)
Subyek dan obyek Pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia,
sehingga pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia
dan masyarakat maju yang tetap berkepriadian Indonesia pula.
4)
Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan Pemerintah.
Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk
mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan
masyarakat dan kegiatan Pemerintah saling mendukung, saling mengisi, dan saling
melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan
nasional.
Dimensi pembangunan nasional
a.
Dimensi
inti dan kerangka pokok
Pembangunan hanya berjalan dengan
memuaskan apabila masyarakat sadar akan faedah pembangunan serta keharusan dari
proses dinamisasi. Kesadaran tersebut membawa masyarakat dari keadaan statis
kearah perkembangan dinamis. Proses dinamisasi mengandung kehendak untuk
merubah cara kehidupan, cara berpikir, dan cara menghadapi masalah-masalah
untuk menempuh jalan baru yang membawa kemajuan.
b.
Dimensi
majemuk dan kompleks.
Michel todaro menyimpulkan bahwa
pembangunan adalah proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan
penting dalam struktur sosial, sikap rakyat, dan lembaga-lembaga nasional, dan
akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan, pemberantasan
kemiskinan absolut (Bryant,1987:3).
Kebijaksanaan pembangunan nasional
a.
Kebijaksanaan
sektoral dan partial
Kebijaksanaan pembangunan nasional
menyangkut seua ketentuan formal dan informal untuk mewujudkan tercapainya
tujuan nasional, yaitu kebijaksanaan ekonomi (moneter dan fiskal),
kebijaksanaan ekspor impor, perdagangan, dan sebagainya. Sebagai contoh, kebijaksanaan
ekonomi merupakan kebijaksanaan partial karena menyangkur satu bidang, yaitu
ekonomi. Kebijaksanaan perdagangan sebagai bagian dari ebijaksanaan ekonomi,
merupakan kebijaksanaan sektoral. Keduanya harus saling melengkapi sebagai satu
kesatuan untuk mencapai tujuannya. Demikian pula dengan bidang pembangunan
nasional lainnya, keterkaitan dan saling mempengaruhi antar sektor dalam bidang
sangat erat. Misalnya kebijaksanaan ekspor impor berkaitan erat dengan
kebijaksanaan perdagangan luar negeri, dan seterusnya.
b.
Kebijaksanaan
terpadu
Pemimpin harus mengambil atau
memutuskan suatu kebijaksanaan (pengambilan keputusan) yang mempunyai implikasi
yang luas sehingga memerlukan analisis dan pertimbangan berdasarkan informasi
yang cukup. Proses tersebut ada yang formal dan ada informal,dapat dibagi dalam
tahap-tahap:
-
Penyusunan konsep (policy germination)
-
Rekomendasi kebijaksanaan (policy recomendation)
-
Analisis kebijaksanaan (policy formulation)
-
Perumusan kebijaksanaan (policy formulation)
-
Pengambilan keputusan (policy decision)
-
Pelaksanaan kebijaksanaan (policy implementation)
-
Evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan (policy evaluation)
Untuk memudahkan analisis dan
pembentukan kebijaksanaan, Bintoro Tjokroamidjojo (1978:115) membagi substansi
kebijaksanaan nasional ke dalam lima kelompok .
·
Analisis
dan pembentukan kebijaksanaan tujuan-tujuan pembangunan nasional jangka jauh.
·
Analisis
dan pembentukan kebijaksanaan tujuan-tujuan pembangunan nasional jangka
menengah
·
Analisis
dan pembentukan kebijaksanaan pembangunan atau program tahunan
·
Analisis
dan pembentukan kebijaksanaan nasional dalam rangka melaksanakan pemerintahan
·
Analisis
dan pembentukan kebijaksanaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan, terutama
masalah-masalah jangka pendek.
Dengan melihat tahap-tahap serta
substansi analisis pembentukan kebijaksanaan, kemudian dapat dicari pola arus,
hubungan antar lembaga, serta koordinasinya. Dengan cara ini pula dapat dilihat
lembaga atau orang mana yang menjadi strategis dalam proses analisis dan
pembentukan kebijaksanaan, sebab kebijaksanaan terpadu tidak hanya
memperhitungkan sektor dan bidang pembangunan, tetapi juga waktu serta faktor
lainnya.
Strategi pembangunan nasional
Strategi pembangunan nasional
menyangkut pemilihan alternatif tindakan yang harus dilakukan. Dalam setiap
bidang, pilihan yang dibuat harus optimal. Untuk merubah keadaan bangsa akibat
kurang optimalnya strategi pembangunan nasional yang terdahulu, perlu diadakan
pendobrakan besar-besaran terhadap segi-segi strategis kehidupan masyarakat
bangsa Indonesia. Salah satu segi strategis tersebut adalah sektor pertanian.
Pembangunan sektor pertanian adalah langkah pertama menuju peningkatan
pemakmuran dan harus dibarengi dengan pembangunan sektor lainnya.
B. PEMBANGUNAN
YANG MULTIDIMENSIONAL
Agar suatu bangsa mampu
menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian tujuan negara bangsa
yang bersangkutan, seluruh segi kehidupan dan penghidupan, mesti dibangun.
1.
Pembangunan bidang politik
Pengamatan para pakar menunjukkan tiga tahap penting yang
perlu dilalui, yaitu :
a. Pertama, menciptakan stabilitas
politik sebagai titik tolak yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya.
- Kedua, penyusunan kembali organisasi-organisasi (restrukturisasi) politik. Pertama dengan melakukan penyederhanaan jumlah organisasi politik, dapat dengan gabungan atau fusi partai karena adanya kesamaan ideologi politik, aspirasi politik, atau orientasi politik para tokohnya. Kedua restrukturisasi dapat pula berarti mendorong tumbuhnya partai-partai politik guna mencegah adanya satu kekuatan politik yang mendominasi.
- Ketiga, political take-off, yaitu dimulainya usaha-usaha oleh partai-partai politik yang telah mengalami restrukturisasi untuk secara aktif dan proaktif turut berpartisipasi dalam pelaksanaan berbagai kegiatan.
Terdapat empat aspek kehidupan
politik dimana partai-partai politik dapat dan harus memainkan peranan penting,
yaitu :
a. Sebagai kekuatan yang tangguh untuk
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi yang sesuai dengan
kepribadian bangsa dan kepentingan negara yang bersangkutan.
- Partai-partai politik perlu dan harus memainkan perannya sebagai pembela hak demokrasi, bukan hanya anggotanya, tetapi juga warga negara secara kseluruhan.
- Partai-partai politik memainkan peran yang amat penting dalam turut serta membina berbagai sarana demokrasi yang telah diakui keberadaannya oleh bangsa dan negara yang bersangkutan
- Perannan penting lainnya adalah menyelenggarakan pendidikan politik.
2.
Pembangunan bidang ekonomi
Tuntutan dalam penentuan prioritas
pembangunan bagi negara-negara yang sedang membangun pada umumnya menunjuk pada
pembangunan di bidang ekonomi, sebab kenyataan menunjukkan bahwa keterbelakangan
negara-negara tersebut paling terlihat dalam bidang ekonomi. Dengan
keterbelakangan ekonomi,berakibat pada pendapatan perkapita rendah, yang
berakibat pada ketidakmampuan menabung sehingga berakibat pada tidak terjadinya
pembentukan modal yang menyebabkan tidak adanya investasi.
Tidak adanya investasi berakibat
tidak terjadinya perluasa usaha sehingga makin sempitnya kesempatan kerja yang
dapat menyebabkan pengangguran. Adanya pengangguran berarti tidak adanya
penghasilan, yang akhirnya berakibat pada tidak bergesernya posisi seseorang
dari bawah garis kemiskinan.
Strategi pembangunan yang biasa
ditempuh negara-negara berkembang adalah modernisasi pertanian dan
industrialisasi. Modernisasi pertanian dipandang dari dua sisi, yaitu sisi yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam negeri sendiri, terutama bahan
pangan, dan sisi menyangkut penumbuhan dan pengembangan argobisnis yang
menghasilkan berbagai komoditi untuk ekspor.
Dalam industrialisasi sebagai
alternatif, pemerintah dapat melakukan orientasi industrialisasi. Orientasi
industrialisasi dapat mencakup dua segi, yaitu segi orientasi produksi berbagai
barang dan jasa untuk konsumsi dalam negeri, dan segi untuk orientsi ekspor.
Pembangunan ekonomi menempati skala
teratas dalam keseluruhan kebijaksanaan dan penyelenggaraan pembangunan
nasional. Pembangunan ekonomi harus berhasil, karena dapat mengentaskan
kemiskinan, menghilangkan kesenjangan sosial, menghasilkan ketersediaan dana
untuk pembangunan bidang-bidang lainnya, dan berakibat pada terpeliharanya
ketertiban umum.
3.
Pembangunan bidang sosial budaya
Aspek sosial budaya yang relevan
mendapat perhatian dalam upaya memilih strategi pembangunan adalah aspek
bahasa, adat istiadat dan tradisi, persepsi tentang kekuasaan, hubungan dengan
alam, locus of control, pandangan tentang peranan wanita, dan sistem
kekeluargaan besar (extended family system)
Pembangunan bidang sosial budaya
merupakan hal yang tidak mudah karena menyangkut antara lain filsafat hidup,
pandangan hidup, persepsi, cara berpikir, sistem nilai, dan orientasi pada
warga masyarakat[.Di dalam masyarakat terdapat
kategorisasi golongan, yaitu golongan tradisionalis, golongan modernis, dan
golongan ambivalen.
4.
Pembangunan bidang pertahanan dan
keamanan
Pembangunan bidang pertahanan dan
keamanan dimaksudkan untuk menjamin bahwa kemerdekaan nasional dalam semua
bidang kehidupan, seperti di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya,
dijunjung tinggi oleh semua warga negara dan mendapat pengakuan de jure oleh
dunia internasional. Ketahanan nasional adalah suatu kondisi yang perlu
diciptakan dan dipelihara secara terus-menerus. Variabel yang harus
diperhitungkan dalam menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan ketahanan
nasional yang tangguh, yaitu faktor geografis, penduduk, kekayaan alam,
ideologi nasional, politik, ekonomi, sosial budaya, dan kekuatan militer.
C. PERANAN SERTA FUNGSI PEMERINTAH
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
1. Fungsi-fungsi pemerintah terhadap
warganya
a. Negara sebagai negara politik (political
state)
Negara memiliki rakyat dan
pemerintah, sehingga disebut sebagai suatu kesatuan politik merdeka dan berdaulat,
atau negara politik. Dengan demikian, negara menyelenggarakan empat fungsi
pokok, yaitu :
-
Memelihara ketertiban dan keamanan (maintenance of peace and order)
-
Fungsi pertahanan dan keamanan
-
Fungsi diplomatik
-
Fungsi perpajakan
b. Negara sebagai negara hukum (legal
state)
Banyak jenis hak yang ingin
diperoleh masyarakat, salah satunya adalah tidak diperlakukan semena-mena oleh
siapapun juga, termasuk oleh pemerintah atau penguasa. Tidak jarang dalam berbagai
negara diterapkan “rule of man”, dimana keinginan dan kepentingan
penguasa lah yang didahulukan dan mengabaikan kepentingan umum. Untuk mencegah
hal tersebut, berkembanglah konsep bahwa negara harus berdasarkan “rule of
law” dan melihat negara sebagai negara hukum. Menurut konsep ini, supremasi
hukum harus diakui oleh semua pihak dan tidak ada pihak manapun yang tidak
terikat kepada semua perangkat hukum yang berlaku sepanjang ketentuan-ketentuan
normatif tersebut bertujuan demi kepentingan seluruh masyarakat.
c. Negara sebagai negara kesejahteraan
(welfare state)
Negara didirikan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Salah satunya adalah peningkatan kesejahteraan seluruh
warga negara, tidak hanya dalam arti materil, tetapi juga dalam semua bidang
kehidupan karena menyangkut harkat dan martabat manusia. Meskipun demikian,
peningkatan kesejahteraan rakyat tidak semata-mata menjadi beban
pemerintah,tetapi juga beban para pengusahawan.
2. Peran pemerintah dalam pembangunan
nasional
a. Peran selaku stabilisator
- stabilisator di bidang politik : ialah
menjamin bahwa dalam kehidupan politik bangsa tidak terjadi rongrongan, baik
yang datang dari kekuatan politik dalam negeri, maupun luar negeri
- Stabilisator ekonomi : Ialah iklim
yang memungkinkan perekonomian nasional dapat terpelihara sedemikian rupa
sehingga ekonomi tumbuh secara wajar, suku bungan yang tidak tinggi, rendahnya
inflasi, kesempatan berusaha semakin luas, proses industrialisasi berlangsung
dengan baik, kebijakan moneter dan fiskal yang menguntungkan bagi kepentingan
nasional, dan lain sebagainya.
- Stabilisator sosial budaya : Yaitu
dalam hal mewujudkan perubahan tidak berubah menjadi gejolak sosial, apalagi
yang dapat merupakan ancaman bagi keutuhan nasional serta kesatuan dan
persatuan bangsa. Caranya yaitu dengan menggunakan kemampuan selektif yang
tinggi, proses sosialisasi yang elegan tetapi efektif, melalui pendidikan,
pendekatan yang persuasif, dan melakukan pendekatan bertahap tetapi
berkesinambungan
b. Peran selaku inovator
Yaitu pemerintah sebagai keseluruhan
harus menjadi sumber temuan baru, metode baru, sistem baru, serta cara berpikir
baru suatu perubahan yang membawa bangsa kearah yang lebih baik.
c. Peran selaku modernisator
Pemerintah bertugas untuk menggiring
masyarakat kearah kehidupan modern, yaitu kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kemampuan dan kemahiran menejerial, kemampuan mengolah kekayaan
alam, memiliki sistem pendidikan nasional yang andal sehingga mampu
menghasilkan SDM yang produktif, memiliki landasan kehidupan polotik yang kukuh
dan demokratis, memiliki visi yang jelas tentang masa depan, rakyat mampu
mengambil keputusan yang rasional tentang nasibnya, bersedia mengambil resiko
dan orientasi masa depan, serta bersedia menerima perubahan.
d. Peran selaku pelopor
Pemerintah harus menjadi panutan (role
model) bagi seluruh masyarakat.
e. Peran selaku pelaksana sendiri
Meskipun benar bahwa pelaksanaan
berbagai kegiatan pembangunan merupakan tanggung jawab nasional dan bukan
menjadi beban pemerintah semata, karena berbagai pertimbangan, seperti
keselamatan negara, modal yang terbatas, kemampuan yang masih belum memadai,
karena tidak diminati oleh masyarakat dan karena secara konstitusional memang
merupakan tugas pemerintah, sangat mungkin terdapat kegiatan yang tidak bisa dialihkan
kepada pihak swasta, melainkan harus diselenggarakan sendiri oleh pemerintah
Suatu pengelolaan pembangunan
nasional harus efektif menyediakan pribadi sebagai satu kelompok selaku alat
organisasi untuk mencapai tujuannya dengan konsekuaensi yang tidak dicari-cari
atau dengan biaya minimun.
Tujuan mengelola pembangunan
nasional sulit dan rumit yang mungkin disebabkan oleh pengelolaan yang salah,
atau masalah dasar yang terletak pada desai keorganisasian. Efektivitas
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan (mewakili
fungsi-fungsi pengelolaan) sangatlah menentukan tercapai atau tidaknya tujuan
pembangunan nasional. Efektivitas tersebut sangat ditentukan oleh disain
keorganisasian yang diformulasikan pengelolaan pembangunan nasional.
D.
ORGANISASI
BAGI PENCERAHAN DAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Dilihat dari segi adminitrasi
pembangunan, maka organisasi-organisasi pemerintahan secara menyeluruh
seyogyanya harus mampu mendisain kebijaksanaan/rencana dan program-programnya,
pelaksanaan, komunikasi dengan sektor-sektor di luar pemerintahan, serta
evaluasi dan pengawasan yang diharapkan mendorong proses pembangunan. Pada
umumnya bidang ekonomi, seperti telah dikemukakan terdahulu, di negara-negara
baru berkembang merupakan masalah dan prioritas pertama, hingga diperlukan
kemampuan untuk mendesain kebijaksanaan, rencana dan pelaksanaan pembangunan
ekonomi. Ini memerlukan mekanisme hubungan tata kerja sedemikian mrupa sehingga
hasil kebijaksanaan atau rencana dan pelaksanaan tersebut tetap bersifat konsisten
antara kebijaksanaan dalam jangka waktu yang berbeda-beda ( jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek ). Untuk dapat melingkupi tidak saja
tugas-tugas dalam usaha pembangunan dan pembaharuan secara berencana dilihat
dari segi prosesnya, tetapi juga supaya kebijaksanaan dapat diterjemahkan dalam
kegiatan-kegiatan sektor supaya kebijaksanaan dapat diterjemahkan dalam
kegiatan-kegiatan sektor sektor pemerintahan maupun non-pemerintahan di seluruh
wilayah negara, maka di sini dikemukakan pendapat Saul Katz mengenai
klarifikasi serta penyusunan hubungan organisasi-organisasi pemerintahan guna
mendukung proses pembangunan.
Pertama
ia membagi tata hubungan organisasi guna mendukung pembangunan dalam tiga
kelompok besar. Pertama adalah
1. Oraganisasi
kebijaksanaan dan bimbingan nasional, kemudian
2. Organisasi-organisasi
operasional, dan terakhir
3. Organisasi-organisasi
yang di luar pemerintahan pusat maupun organisasi-organisasi swasta, terutama
yang bergerak atau berusaha dalam bidang kegiatan ekonomi pembangunan.
Organisasi
kebijaksanaan dan bimbingan nasional adalah organisasi-organisasi yang
menyusun, mendukung atau menetapkan keputusan-keputusan penting yang dipilih
dari berbagai alternatif yang dimaksudkan untuk menetapkan dan mencapai
tujuan-tujuan pembangunan. Organisasi ini juga berfungsi untuk mengusahakan
dukungan nasional terhadap keputusan-keputusannya. Didalam usaha pembangunan,
pertama kali dikehendaki adanya komitmen dan orientasi organisasi ini terhadap
pembaharuan dan pembangunan. Organisasi kebijaksanaan dan bimbingan nasional
terdiri dari empat sub kelompok yaitu :
a. Organisasi
kepemimpinan nasional / pimpinan pemerintahan.
b. Organisasi
penyusunan rencana nasional.
c. Organisasi
atau tata hubungan organisasi komunikasi nasional.
d. Organisasi
– organisasi bagi pengawasan dan pengendalian.
Penjelasan
:
1. Organisasi
kepemimpinan nasional/ pimpinan pemerintahan sub kelompok ini terdiri dari :
-
Kepemimpinan nasional/pimpinan
pemerintahan sendiri beserta organisasi stafnya,
-
Panitia-panitia atau dewan pembangunan
nasional,
-
Dewan konsultatif nasional.
Di dalam lingkungan
kepemimpinan nasional / pemimpin pemerintah, terdapat pembantu-pembantu
terdekat serta organisasi staf pemimpin pemerintahan tersebut, yaitu misalnya
kantor kepresidenan, sekertariat kabinet, junta militer, dewan pemerintahan dan
lain-lain. Terutama presiden atau Perdana Menteri sendiri mempunyai peranan
yang penting.
Oleh karena itu
pembangunan tidak saja meliputi sektor pemerintahan, tetapi juga memerlukan
dukungan dan keterlibatan masyarakat luas, maka sering diperlukan hubungan
dengan wakil-wakil masyarakat dari golongan kepentingan ekonomi-sosial-polotik
maupun daerah dengan fihak pemerintahan.
2. Organisasi
penyusunan rencana nasional
Mengenai organisasi penyusunan rencana nasional di sini
diuraikan sedikit berbeda dengan yang dikemukakan Katz, walaupun dilakukan atas
dasar pengelompakan yang sama. Pada pokoknya diperkukan pula dalam organisasi pemerintahan adanya suatu badan
perencanaan pusat. Badan ini bertugas untuk menyusun rencana pembangunan
nasional secara profesionil dan teknis. Di dalam penyusunan rencana tersebut
dilakukan kerja sama yang erat dengan berbagai departemen dan berbagai
pemerintahan lainnya, yang kecuali bersifat operasionil, harus pula memberikan
input bagi perencanaan nasional.
3. Organisasi
atau tata hubungan organisasi komunikasi naional.
Dengan adanya tata hubungan organisasi yang
menyediakan komunikasi, maka kebijaksanaan maupun putusan dapat diterjemahkan
dalam kegiatan-kegiatan yang nyata. Komunikasi ini bisa bersifat formil maupun
bersifat in-formil. Demikian pula komunikasi dapat bersifat antar pemerintah
maupun anatara pemerintah dengan masyarakat. Di dalam pemerintahan sendiri,
penting sekali artinya saluran keputusan dan kebijaksanaan dari pusat ke seluruh
aparatur organisasi pemerintah, tetapi juga perlu ada feedback yaitu datangnya
informasi dari bawah ke atas.
4. Organisasi
– organisasi bagi pengawasan dan pengendalian
Organisasi ini berfungsi untuk mengikuti dan
memberikan bahan bagi pengambilan keputusan supaya pelaksanaan pembangunan
sejauh mungkin sesuai dengan kebijaksanaan atau rencananya. Tentu saja dengan
memberikan kelonggaran bagi penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Dalam hal
ini seringkali dibentuk badan – badan pengawasan pelaksanaan kegiatan
pemerintah yang berupa program-program dan proyek-proyek pembangunan, dan ada
pula pengawasan yang mengkhususkan diri dalam pelaksanaan pembiayaan
pembangunan. Hal ini dapat dilakukan oleh suatu badan pusat yang bebas dan
tidak memihak atau dengan dibentuknya inpektorat-inspektorat dalam
masing-masing departemen di pusatnya. Di beberapa negara dibentuk pula suatu
badan pengendalian pembangunan, misalnya dalam bentuk “operation room”
pemerintah. Ini dimaksudkan untuk dapat mengikiti, menilai pelaksanaan pembangunan
dan memberikan keputusan-keputusan bagi penyesuaian-penyesuaian yang
diperlukan.
Kelompok besar yang kedua adalah
organisasi-organisasi operasionil yang bersifat nasional. Tentang
organisasi-organisasi operasionil yang bersifat nasional ini kita membagi dalam
dua bidang yaitu:
1. Organisasi-organisasi
pusat yang memberikan jasa atau pelayanan staf. Ini adalah organisasi
pemerintahan yang disebut organisasi staf tingkat pusat dalam uraian
sebelumnya. Organisasi ini misalnya adalah organisasi administrasi kepegawaian,
statistik, badan pengadaan pemerintah, dan lain-lain. Disini dimasukkan pula
organisasi yang mempunyai tugas penyempurnaan administrasi seperti badan O
& M.
2. Departemen-departemen,
organisasi=organisasi otonom pemerintah samapi kepada tingkat kegiatan
program-program dan proyek-proyek usaha pembangunan. Di sinilah letak inti
kemampuan pelaksanaan pemerintahan untuk merealisasikan usaha pembangunan.
Kelompok besar
ketiga adalah tata hunungan dengan organisasi-organisasi yang di luar pemerintahan
pusat maupun organisasi-organisasi swasta, terutama yang bergerak atau berusaha
dalam bidang kegiatan ekonomi pembangunan. Ini adalah tata hubungan organisasi
guna mempengaruhi kegiatan sektor-sektor semi pemerintah dan sektor swasta.
Organisasi ini misalnya adalah voluntary organizations, pembangunan masyarakat
desa, koperasi, badan-badan konsultatif dari wakil-wakil masyarakat yang
menonjol dalam pembangunan, dan lain-lain. Jecuali itu pengaturan organisatoris
dalam rangka bimbingan dan penggairahan di sektor swasta seperti misalnya
melalui sistim pendidikan, pemberian informasi pasar, penyediaan perkreditan,
pelayanan di bidang penanaman modal, bimbingan teknis, dan penyuluhan.
Uraian
terdahulu digambarkan dalam skema yang diterapkan pada keadaan Indonesia
Organisasi-organisasi kebijaksanaan dan bimbingan
nasional
|
Organisasi-organisasi operasionil tingkat pusat
|
Instrumen-instrumen untuk mempengaruhi kegiatan
masyarakat luas
|
1.
Presiden
a.
Sekretariat
Negara/Sekretariat Nasional
b.
Dewan Stabilisai
Ekonomi Nasioanl
Dewan
Stabilisasi Politik dan Keamanan Nasional
Rapat
Kabinet bidang Kesra
c.
Dewan
Pertimbangan Agung
Forum
“dengar pendapat” DPR
2.
Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
Departemen
Keuangan/Dirjen Anggaran
Unit-unit
perencanaan departemen
3.
Komunikasi
Sekretariat
Negara
Departemen
Penerangan
Dewan
Stabilisasi Ekonomi Nasional
Jumpa Pers
Rapat
Gubernur
|
1.
Gepartemen-departemen
Program dan
Proyek-proyek
2.
Lembaga-lembaga
Non Departemen Program dan Proyek-proyek
|
1.
Pemerintah Daerah
2.
Lembaga-lembaga
Keuangan Perbankan
Lembaga
Keuangan lainnya (investasi. Produksi)
3.
Perusahaan Negara
4.
BIMAS
5.
INPERS
6.
BUUD/KUD
|
DAFTAR PUSTAKA
Heliana
Komalasari. 2010. (online), (http://helianakomalasari. wordpress.com/2010/08/04/makalah-hukum-administrasi-negara-ii-sistem-perencanaan-pembangunan-nasional/,
diakses 5 April 2013)
Siagian,
Sondang P. 2003. Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan
strateginya). Cetakan Ketiga. Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara
Tjokroamidjojo,
Bintoro. 1974. Pengantar Administrasi
Pembangunan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit LP3ES.
Langganan:
Postingan (Atom)