Minggu, 22 Februari 2015

jogja kenangan baru


Perjalanan ini diawali dengan rasa ketidakmauanku untuk mengunjungi Jogja,. Entah karena apa aku heran,. Aku yang biasanya paling seneng kalau diajak ke Jogja (hari ini) tidak. Aku lebih condong untuk mengunjungi nya di tempatnya mencari uang, namun aku pun juga masih berfikir banyak kali untuk perjalanan kesana..
Jogja,. Kota impian dimana kelak aku ingin singgah dan menetap disana,.
Tidak lantas aku mau ketika kau ajak karena jujur aku belum siap untuk bertemu dan berkenalan dengan sepupumu,.
Dengan perdebatan yang cukup lama dan rasa sengit sebal yang mendalam (haish lebai), akhirnya aku mengiyakan untuk diajaknya pergi ke Jogja,.
Kira-kira pukul delapan lewat sedikit, dia menghampiri ke rumahku, kala itu aku pun telah siap untuk berangkat,. Namun lagi-lagi ada saja yang membuat aku sebal dengannya,.
Tak lama kemudian aku dan dia berangkat ke Jogja, aku paham dia lelah karena perjalanan kudus-solo sudah terlalu jauh dan sekarang harus menuju ke Jogja,. Aku paham namun aku tau tak bisa merasakan betapa lelahnya dia,.
Setelah perjalanan kira-kira satu jam lebih, aku dan dia bertemu dengan kakak sepupunya dan tak lama kemudian harus melakukan perjalanan untuk menuju ke Puncak Suroloyo. Awalnya aku memang sama sekali tak mengerti tempat apa itu bahkan mendengarnya saja tidak pernah. Kita melakukan perjalanan berempat, aku, kekasihku, kakak sepupunya dan teman kakak sepupu dia,.
Perjalanan yang panjang, jauh dan cukup menguras tenaga. Jalanan yang menanjak dan berliku membuat dia berkonsentrasi lebih agar dapat melihat indahnya puncak suroloyo. Singkat kata setelah perjalanan yang cukup ekstrim  kita sampai di tempat parkir Puncak Suroloyo daann,.. makan pertama kita,. ada yang memilih bakso, mie rebus dan mie ayam,. Setelah makan,. Kita pun menyusuri tangga menuju Puncak Suroloyo dan yang memalukan aku engap-engapan pas ada di pertengahan anak tangga. Hehe (maklum jarang olahraga,.). Finally bahagia itu pas udah sampai di puncak walaupun masih kerasa engap,. Mau foto-foto awalnya masih malu-malu kucing tapi pas perjalanan turun malah baru inget kalo bawa tongsis,. Hadewh. Kita maksimalkan saja foto di anak tangga pas perjalanan turun.
Puncak Suroloyo sudah kita jamah dan kita melanjutkan perjalanan pulang sembari pengen “nduren” di pinggir jalan, dan kita temuan tempat duren yang lumayan ramai,. Makan durenn deh,. Duren itu bahasa indonesianya Durian hehehe..
Di perjalanan pulang, kita dipermainkan oleh hujan, pas hujan, kita pakai mantol nih tapi terus terang, lepas deh tu mantol,. Eeee hujan lagi,. Pakai lagi ,. Ya begitulah dan seterusnya,..
Sebelum pulang ke solo, main dulu ke Malioboro yang tempatnya kira-kira satu setengah jam dari Puncak Suroloyo. Sampai di sana ya nggak beli apa-apa, sudah banyak yang di beli dari Jogja hehe (cuma mbeliin pesenan adek), kakak sepupu doi beli alat kerokan hehe.. Habis itu ya makan lagi,. Tapi makanan di tempat makan itu menurutku sih kurang recommended ,. Mehoongggnya minta  ampun deh,..
Hujan juga tak kunjung usai,. Dari perjalanan menuju Malioboro tadi sampai bau balik ke Solo ya masih ujan,. Sebelum balik ya tentu saja pamitan sama kakak sepupu doi (ucapin makasih soalnya dapet gretongan di Jogja.hehe) pamitan juga sama temennya (ucapin makasih soalnya udah nganterin keliling Jogja.hehe).
Aku dan doi balik ke Solo kurang lebih pukul lima sore, sebelnya hujan juga tak kunjung reda. Aku yang awalnya nggak pake jas hujan terus pakai deh,.
Jalanan gelap, hujannya deres. Aku lelah,. Tapi aku tak sedikitpun ingin mengeluh,. Apa kabar doi,. Bukankah dia jauh lebih lelah dariku,. Sekali lagi aku paham dia lelah dan capek tapi kembali aku tak mungkin bisa merasakannya. Aku hanya menemaninya di sepanjang perjalanan menuju rumahku sembari ngobrol dengan sedikit candaan.
Aku melihat awan begitu mendung dan gelap, hujan semakin mengguyur dengan derasnya, semakin tak tega aku menawarinya untuk berhenti sejenak untuk mengistirahatkan badan dan motornya, namun doi menolak. Aku semakin terlihat jika aku cemas, dia mungkin tahu,. Ahh bodoo amat memang aku nggak tega melihat perjuangannya,..
Semakin aku cemas semakin besar rasa sayang ku padanya (hayahh gombill hhee). Na loo trus mau nulis apa lagi juga bingung kan,. Syukur itu ketika kita udah sampai rumah dengan selamat,. Doi ngotot untuk segera pulang, tapi aku mencegahnya, pengennya ya doi istirahat dulu sejenak. Setelah beberapa menit istirahat, dia pamit pulang. Tambah nggak tega rasanya pas dia pamit, tapi dia memang harus kembali untuk bekerja. Nggak teganya bukan karena dia mau pulang ke kudus tapi karena hujan kembali semakin deras dan aku membayangkan jalanan kesana yang banyak “jeglongan” (ah gatau bahasa indonesianya hehe). Dan Alhamdulillah doi sampai kudus kurang lebih setengah sebelas malam.
Terima kasih untuk semua perjuangan dan pengorbanannya, mungkin bagimu ini biasa aja, tapi bagiku kamu luar biasa hebatnya, kamu tangguh dan tak kenal lelah, dan kamu mampu tetap kuat dihadapankuu,. Semoga kamu jodohku amiinn,.. :D

Tidak ada komentar: