Perjalanan ini diawali
dengan rasa ketidakmauanku untuk mengunjungi Jogja,. Entah karena apa aku
heran,. Aku yang biasanya paling seneng kalau diajak ke Jogja (hari ini) tidak.
Aku lebih condong untuk mengunjungi nya di tempatnya mencari uang, namun aku
pun juga masih berfikir banyak kali untuk perjalanan kesana..
Jogja,. Kota impian
dimana kelak aku ingin singgah dan menetap disana,.
Tidak lantas aku mau
ketika kau ajak karena jujur aku belum siap untuk bertemu dan berkenalan dengan
sepupumu,.
Dengan perdebatan yang
cukup lama dan rasa sengit sebal yang mendalam (haish lebai), akhirnya aku
mengiyakan untuk diajaknya pergi ke Jogja,.
Kira-kira pukul delapan
lewat sedikit, dia menghampiri ke rumahku, kala itu aku pun telah siap untuk
berangkat,. Namun lagi-lagi ada saja yang membuat aku sebal dengannya,.
Tak lama kemudian aku
dan dia berangkat ke Jogja, aku paham dia lelah karena perjalanan kudus-solo
sudah terlalu jauh dan sekarang harus menuju ke Jogja,. Aku paham namun aku tau
tak bisa merasakan betapa lelahnya dia,.
Setelah perjalanan
kira-kira satu jam lebih, aku dan dia bertemu dengan kakak sepupunya dan tak
lama kemudian harus melakukan perjalanan untuk menuju ke Puncak Suroloyo.
Awalnya aku memang sama sekali tak mengerti tempat apa itu bahkan mendengarnya
saja tidak pernah. Kita melakukan perjalanan berempat, aku, kekasihku, kakak
sepupunya dan teman kakak sepupu dia,.
Perjalanan yang
panjang, jauh dan cukup menguras tenaga. Jalanan yang menanjak dan berliku
membuat dia berkonsentrasi lebih agar dapat melihat indahnya puncak suroloyo.
Singkat kata setelah perjalanan yang cukup ekstrim kita sampai di tempat parkir Puncak Suroloyo
daann,.. makan pertama kita,. ada yang memilih bakso, mie rebus dan mie ayam,.
Setelah makan,. Kita pun menyusuri tangga menuju Puncak Suroloyo dan yang
memalukan aku engap-engapan pas ada di pertengahan anak tangga. Hehe (maklum
jarang olahraga,.). Finally bahagia itu pas udah sampai di puncak walaupun
masih kerasa engap,. Mau foto-foto awalnya masih malu-malu kucing tapi pas
perjalanan turun malah baru inget kalo bawa tongsis,. Hadewh. Kita maksimalkan
saja foto di anak tangga pas perjalanan turun.
Puncak Suroloyo sudah
kita jamah dan kita melanjutkan perjalanan pulang sembari pengen “nduren” di
pinggir jalan, dan kita temuan tempat duren yang lumayan ramai,. Makan durenn
deh,. Duren itu bahasa indonesianya Durian hehehe..
Di perjalanan pulang,
kita dipermainkan oleh hujan, pas hujan, kita pakai mantol nih tapi terus
terang, lepas deh tu mantol,. Eeee hujan lagi,. Pakai lagi ,. Ya begitulah dan
seterusnya,..
Sebelum pulang ke solo,
main dulu ke Malioboro yang tempatnya kira-kira satu setengah jam dari Puncak
Suroloyo. Sampai di sana ya nggak beli apa-apa, sudah banyak yang di beli dari
Jogja hehe (cuma mbeliin pesenan adek), kakak sepupu doi beli alat kerokan
hehe.. Habis itu ya makan lagi,. Tapi makanan di tempat makan itu menurutku sih
kurang recommended ,. Mehoongggnya minta
ampun deh,..
Hujan juga tak kunjung
usai,. Dari perjalanan menuju Malioboro tadi sampai bau balik ke Solo ya masih
ujan,. Sebelum balik ya tentu saja pamitan sama kakak sepupu doi (ucapin
makasih soalnya dapet gretongan di Jogja.hehe) pamitan juga sama temennya
(ucapin makasih soalnya udah nganterin keliling Jogja.hehe).
Aku dan doi balik ke
Solo kurang lebih pukul lima sore, sebelnya hujan juga tak kunjung reda. Aku
yang awalnya nggak pake jas hujan terus pakai deh,.
Jalanan gelap, hujannya
deres. Aku lelah,. Tapi aku tak sedikitpun ingin mengeluh,. Apa kabar doi,.
Bukankah dia jauh lebih lelah dariku,. Sekali lagi aku paham dia lelah dan
capek tapi kembali aku tak mungkin bisa merasakannya. Aku hanya menemaninya di
sepanjang perjalanan menuju rumahku sembari ngobrol dengan sedikit candaan.
Aku melihat awan begitu
mendung dan gelap, hujan semakin mengguyur dengan derasnya, semakin tak tega
aku menawarinya untuk berhenti sejenak untuk mengistirahatkan badan dan
motornya, namun doi menolak. Aku semakin terlihat jika aku cemas, dia mungkin
tahu,. Ahh bodoo amat memang aku nggak tega melihat perjuangannya,..
Semakin aku cemas
semakin besar rasa sayang ku padanya (hayahh gombill hhee). Na loo trus mau
nulis apa lagi juga bingung kan,. Syukur itu ketika kita udah sampai rumah
dengan selamat,. Doi ngotot untuk segera pulang, tapi aku mencegahnya,
pengennya ya doi istirahat dulu sejenak. Setelah beberapa menit istirahat, dia
pamit pulang. Tambah nggak tega rasanya pas dia pamit, tapi dia memang harus
kembali untuk bekerja. Nggak teganya bukan karena dia mau pulang ke kudus tapi
karena hujan kembali semakin deras dan aku membayangkan jalanan kesana yang
banyak “jeglongan” (ah gatau bahasa indonesianya hehe). Dan Alhamdulillah doi
sampai kudus kurang lebih setengah sebelas malam.
Terima kasih untuk
semua perjuangan dan pengorbanannya, mungkin bagimu ini biasa aja, tapi bagiku
kamu luar biasa hebatnya, kamu tangguh dan tak kenal lelah, dan kamu mampu
tetap kuat dihadapankuu,. Semoga kamu jodohku amiinn,.. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar