Kamis, 24 Mei 2012

Masalah-masalah belajar

Mau ngresume buku dulu buat tugas Belajar Pembelajaran 2 kuliahnya Pak Kuswadi :D
Resume ini diambil dari buku Belajar Pembelajaran karangan Dimyati Mujiono

Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar guru dan siswa menemukan adanya masalah-masalah dalam pembelajaran.
A. Masalah-masalah Intern Belajar
  1. Sikap terhadap belajar
    Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. Akibat penerimaan, penolakan, atau pengabaian kesempatan belajar tersebut akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian. Oleh karena itu ada baiknya siswa mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap belajar
  2. Motivasi Belajar
    Merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Tetapi Motivasi belajar pada diri siswa juga dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu belajar rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat caranya menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.
  3. Konsentrasi Belajar
    Merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar-mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat. Sebaiknya guru memberikan istirahat selingan selama beberapa menit agar konsentrasi belajar siswa tumbuh kembali.
  4. Mengolah bahan belajar
    Merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermaknabagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, nilai kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani. Kemampuan menerima isi dan cara pemerolehan tersebut dapat dikembangkan dengan belajar berbagai mata pelajaran. Dari segi guru, pada tempatnya menggunakan pendekatan-pendekatan keterampilan proses, inkuiri, ataupun laboratori.
  5. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
    Merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Kemampuan menyimpan dalam waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan. Kemampuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa. Proses belajar terdiri dari proses pemasukan (input processes), proses pengolahan kembali dan hasil (output processes), dan proses penggunaan kembali (activation processes)
  6. Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan
    Merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali;atau mengaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar. Proses menggali pesan lama tersebut dapat berwujud transfer belajar, atau unjuk prestasi belajar. Gangguan tersebut bukan hanya bersumber pada pemanggilan atau pembangkitannya sendiri. Gangguan tersebut dapat bersumber dari kesukaran penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan.

    Jika siswa tidak memperhatikan pada saat penerimaan, maka siswa tidak memiliki apa-apa. Jika siswa tidak berlatih sungguh-sungguh, maka siswa tidak berketerampilan (intelektual, sosial, moral, dan jasmani) dengan baik. Dengan kata lain, penggalian hasil yang tersimpan ada hubungannya dengan baik atau buruknya penerimaan, pengolahan dan penyimpanan pesan.
  7. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
    Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan balajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentrasfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik.

    Dalam belajar pada ranah kognitif ada gejala lupa. Lupa merupakan peristiwa biasa, meskipun demikian dapat dikurangi. Lupa pada ranah kognitif umumnya berlawanan dengan mengingat. Kadang kala siswa memerlukan waktu untuk "membangkitkan" kembali pesan yang "terlupakan". Dengan berbagai pancingan, dalam waktu tertentu, pesan "terlupakan" dapat diingat kembali. Bila pesan tersebut sudah "dibangkitkan" maka dapat digunakan untuk unjuk prestasi belajar maupun transfer belajar.
  8. Rasa Percaya Diri Siswa
    Timbul dati keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.
  9. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar
  10. Kebiasaan Belajar
  11. Cita-cita Siswa

Tidak ada komentar: