Rabu, 10 Oktober 2012

keaktifan komunikasi siswa

Sebuah opini :

Opini ini saya mulai ketika saya melihat berbagai keadaan ketika saya bersekolah di Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Hal ini merupakan masalah yang mungkin dianggap sepele dan kurang diperhatikan. Permasalahan yang ada antara lain, terjadinya pembedaan perlakuan antara peserta didik yang aktif dan yang pasif.

Secara lebih jauh saya ingin sekali meneliti, apakah peserta didik yang aktif berkomunikasi (Diskusi) dalam proses belajar mengajar selalu peserta didik yang pandai atau bahkan sebaliknya seorang yang banyak mengeluarkan pendapat (mungkin omongkosong) justru merupakan anak yang kurang pandai.

Sejak saya duduk di bangku sekolah sekolah dasar, saya melihat bahwa anak yang sering bertanya kepada guru justru adalah anak yang tidak begitu pandai tetapi semakin jauh saya melangkah hingga ke Perguruan Tinggi, saya melihat bahwa anak yang pandai itu adalah anak yang berani mengeluarkan pendapat dan berkomunikasi secara aktif.

Tidak hanya sebatas itu saya berfikir, saya pun masih harus bertanya dan menyediakan berbagai macam angkat sebagai bukti apakah opini saya itu benar atau mungkin salah. Memang saat ini seorang guru selalu melihat kemampuan proses dan juga hasil ujian tulis tetapi tidak menutup kemungkinan ada seorang guru yang hanya memperhatikan nilai akhir, secara tidak langsung guru tidak menghargai kemampuan siswa dalam berkomunikasi.

Komunikasi memang sangat diperlukan dalam dunia manapun bahkan dunia pendidikan sekalipun. Seorang pengajar (guru) tidak mungkin dapat menyampaikan materi dengan baik apabila dia tidak mempunyai kemampuan berkomunikasi. Sebaliknya peserta didik pun juga tidak boleh meremehkan tentang kemampuan berkomunikasi, bisa dibayangkan apabila seorang murid dituntun untuk melakukan diskusi sedangkan dirinya malu untuk mengutarakan suatu pendapat pasti tidak akan berhasil proses belajar mengajar tersebut.

Kebanyakan dari banyak siswa kurang berani dalam mengemukakan pendapat atau melontarkan tanggapan karena :
  1. Takut apabila pertanyaan yang dilontarkan justru sudah dipahami oleh teman-temannya
  2. Takut apabila ide atau gagasan yang ada kurang dapat dipertanggungjawabkan
  3. Takut apabila pendapat tidak sesuai dengan mayoritas temannya
  4. Takut apabila pendapatnya salah
  5. Takut apabila pertanyaan yang ada tidak berbobot
  6. Takut apabila pernyataan yang dilontarkan tidak berbobot
  7. Takut apabila diberikan suatu feed-back dari teman ataupun gurunya
Mungkin itu lah banyak hal yang sering ditakutkan oleh peserta didik sehingga dalam kegiatan diskusi sering terjadi kemacetan sehingga seorang guru justru merasa kualahan untuk menghidupkan diskusi tersebut.

Sebuah komunikasi yang tidak berjalan dengan baik tentunya akan menghambat banyak hal, antara lain :
  1. Sulitnya tercapai tujuan pembelajaran
  2. Sulitnya proses penilaian proses
  3. Matinya kegiatan diskusi
  4. Siswa yang tidak paham materi, semakin tidak paham karena malu bertanya
  5. Kurang dapat tersampaikannya sebuah materi
Masih banyak hal lain yang terhambat dikarenakan kurang adanya keaktifan siswa dalam berkomunikasi. Hal ini memang perlu dihindari. Tetapi hal ini jangan juga dijadikan seorang guru sebagai alat agar dia tidak mengajar. Ada juga seorang guru yang terlalu memanfaatkan kegiatan diskusi, membiarkan kegiatan diskusi tanpa arah sehingga materi yang diterima peserta didik tidak mempunyai batasan. 

Sebagai seorang calon guru sehendaknya kita harus memahami berbagai batasan dan tugas-tugas seorang guru dalam memberikan materi, pembentukan karakter, pemberian bekal ilmu hingga membimbing peserta didik dalam pencapaian masa depan yang cerah.

Tidak ada komentar: