Selasa, 31 Januari 2012

pantaskah sertifikasi untuk semua guru??!!!

Gurulah pelita penerang dalam gulita,.
Jasamu tiada tara,.


Sertifikasi memanglah hal yang paling booming di dunia pendidikan khususnya pada tenaga pengajar karena apa karena memang gaji seorang guru sangatlah diperhatikan oleh pemerintah. Yah,..ini menjadi iming-iming yang sangat besar bagi para lulusan SMA maupun SMK untuk mengarahkan masa depannya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Hal ini menyebabkan peminat yang membludak pada fakultas ini.

Persaingan yang begitu ketat mengakibatkan input pada fakultas ini bisa dibilang cukup baik. Proses belajar mengajar pada fakultas ini juga bisa dibilang baik karena harus bertanggung jawab pada peserta didik nantinya dan yang paling penting bertanggung jawab dengan gaji sertifikasinya. Mungkin untuk tahun-tahun ini bisa dibilang profesi guru sedang berjaya.

Tetapi ketika kita menilik kinerja guru di sekolah-sekolah (sekolah anak, adik, tetangga, murid les dsb), tidak semua guru sesuai dengan apa yang kita harapkan. Misalnya saja, banyak guru yang memberikan tugas rumah tetapi tidak sesuai dengan kemampuan anak didik jelasnya akan diterangkan pada pemaparan berikut ini :

Seorang murid sebut saja si Rika, di bersekolah di SMA A pada saat itu dia diberi tugas/PR pada hari Senin oleh guru Fisikanya, tugas itu berjumlah 45 soal (30 pilihan ganda, 10 isian, 5 uraian) dan hari Selasanya dia ada tanggungan PR yang dikumpulkan pada hari Selasa (PR Matematika) dan kejadian itu berjalan pada semua mata pelajaran. Singkatnya setiap hari ada PR ddan ulangan, memang semua ini menjadi kewajiban peserta didik agar lebih giat dalam belajar tetapi tanpa kita sadari lebih jauh hal ini justru akan memforsir pikiran peserta didik kita.

Taukah seorang guru, jika kebanyakan dari peserta didiknya apabila diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah justru mereka menyuruh orangtua, kakak, saudara ataupun guru les nya untuk mengerjakannya. Hal itu yang menyebabkan anak malas berfikir dan menggantungkan pekerjaannya kepada orangtua, kakak dsb. Sebagai orangtua juga tentu tidak tega melihat anaknya kelelahan hanya untuk mengerjakan PR ataupun Tugas rumah yang sedabrek. Di tambah lagi banyak juga guru yang tidak membahas PR maupun Tugas yang telah diberikan itu membuat anak dan orangtua jengkel karena tak mengerti mana jawaban yang benar.

Mungkin menurut guru tersebut, hal itu memanglah untuk melatih  kinerja anak dalam mengerjakan soal-soal agar anak terbiasa dalam menghadapi soal dalam bentuk apapun tapi apakah benar tujuan itu jikalau justru orangtua yang mengerjakannya,..??!!!. Bukan sepenuhnya salah peserta didik juga, karena mata pelajaran yang harus dipelajari tidak hanya satu dan perserta didik pun mempunyai berbagai macam kewajiban dengan mata pelajaran lainnya apalagi hari itu ada tanggungan untuk ulangan. Saya rasa sekolah pada masa-masa ini justru membuat bosan dan lelah tidak seperti masa saya yang terkesan sangat menyenangkan.

Tujuan Kurikulum di Negara ini memanglah selalu berubah-ubah dan salah satu tujuannya adalah menjadikan peserta didik mandiri dengan mencari sendiri berbagai referensi tentang mata pelajaran yang harus ditempuh. Memang semua itu terasa baik, tapi seharusnya juga difikirkan sesuai porsinya. Tarohlah ketika kita melihat Sekolah Dasar yang masih kurang dalam perkembangan IT nya, seorang guru memberikan tugas mencari tema "ini" di Internet padahal pada pelajaran TIK masih membahas tentang Microsoft Word. Bersyukurlah bagi peserta didik yang mempunyai kakak yang paham terhadap IT tetapi apakah guru tersebut tidak memikirkan anak-anak yang tak tau menahu tentang apa itu internet. Hendaknya sebelum memberikan tugas, seorang guru harus menerangkan kepada murid-muridnya bagaimana cara memperoleh tugas tersebut.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa belum semua guru di Indonesia dapat dikatakan profesional karena mereka hanya memperhatikan tuntutan pemerintah tanpa memikirkan hati peserta didik. Dengan iming-iming nominal sertifikasi yang dirasa cukup besar membuat para pekerja lain (orang yang mempunyai pekerjaan selain guru/PNS) iri karena pasti mereka pun sedang menyoroti para guru yang kinerjanya dirasa kurang pantas.

Dengan adanya kritikan dari orang-orang yang mempunyai pekerjaan lain, apakah kedepannya sertifikasi akan dihapus??!! saya berharap tidak!! karena yang terpenting adalah seorang guru dapat menempatkan diri sesuai profesinya dan juga menaati peraturan dari pemerintah. Banyak guru yang hanya mengincar nilai sertifikasi hingga menerlantarkan peserta didiknya hanya untuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan sertifikasi. Sungguh Tragis,..!

Tengoklah syair lagu "Terpujilah"
...
Engkau patriot pahlawan bangsaa,.
Tanpa tanda jasa,.


Syair lagu ini telah diganti menjadi :
Engkau Patriot pahlawan bangsa
Membangun Insan Cendekia

Ketahuilah bahwa penggantian syair ini didasarkan atas penghargaan yang diberikan pemerintah oleh seorang guru, harusnya seorang guru menilik ke belakang untuk hal-hal yang positif. Misalnya guru-guru jaman dahulu yang dirasa lugu,culun dan tidak diperhatikan sama sekali atau bahkan dikucilkan justru dapat menciptakan para tenaga ahli yang benar-benar profesional padahal mereka menggunakan fasilitas yang sangat minim atau bisa disebut kurang. Apakah tidak malu apabila guru-guru jaman sekarang yang sedang diunggulkan tidak berhasil dalam mendidik peserta didiknya yang padahal fasilitas jauh lebih baik dari jaman dahulu. Renungkan,..

Dengan adanya peminat tenaga pengajar yang begitu banyak hendaknya pemerintah benar-benar memperhatikan siapa sajakah guru-guru yang layak mendapatkan penghargaan yaitu sertifikasi. Selain itu peran orangtua dan lingkungan sekitar juga sangat menunjang semangat belajar peserta didik. Jadi alangkah baiknya banyak terjalin komunikasi tentang perkembangan peserta didik dari guru kepada orangtuanya atau mungkin sebaliknya.

Kalian tak berarti apa-apa tanpa seorang guru,.
Kalian tak akan menjadi Dokter, Insinyur, Pengacara bahkan Presiden sekalipun tanpa seorang guru!!!
Harailah Kami..!!
Dan kami akan tulus membimbing kalian :)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya setuju sertifikasi guru dihapuskan. Emang yang berjasa kepada masyarakat, bangsa dan negara cuma guru dan dosen? Helloooowww,,,,, Profesi lain juga banyak yang berjasa bagi masyarakat, bangsa dan negara. Sertifikasi cuma bikin guru dan dosen sebagai anak emasnya PNS dan menimbulkan kecemburuan sosial sesama PNS lainnya. Perlu dihentikan!